Jumat, 15 April 2011

Tempat petautan

oleh Waluyo Kebumen pada 24 April 2009 jam 16:29
 
Pada diri setiap manusia memiliki sebuah hasrat yang mendalam,
kadang hasrat tidaklah bersama dengan mata hati,
mata hati dan hasrat ada sebenang pertautan bening tak terlihat....
Maka manusia memiliki Si pemilik hasrat dan Si pemilik mata hati...
Boleh lah antara hasrat dan mata hati tidak lah sepadan...
jikalau hati sedang gundah maka hasrat ke pada Tuhan lah yang hakiki....
Pertautan hasrat, mata hati dan Tuhan adalah yang meneduhkan langkah pasti di bum

Jumat bersejarah Indonesia dan Sahabatku

oleh Waluyo Kebumen pada 05 Juni 2009 jam 17:13
Hari ini adalah hari Jumat 5 Juni 2009

Hari Jumat adalah hari istimewa bagi Indonesia
di hari Jumat pulalah kemerdekaan Indonesia di Proklamasikan
di hari Jumat pulalah wajib melaksanakan Sholat Jumat bagi laki-laki..
di bada Ashar setiap hari Jumat, Allah menjamin doa mustajab...

dan...
di hari Jumat Enggkau memanggil Rosulullah SAW...
di hari Jumat 22 Mei 2009 Engkau mamanggil sahabatku....

sahabat dalam perjuangan
sahabat dalam ruhiyah...
sahabat dalam fikriyah...
sahabat dalam jasadiah....

Yaa Ayyatuhannafsulmuthma 'innah...
Irji 'iii ilaa Robbiki Raadhiyatammardiyah..
Fad Khulii fii 'ibadiii...
Wad khulii Jannatiii..

Wahai Jiwa yang tenang..
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridoi-Nya
Maka masukllah kedalam golongan hamba-hamba-Ku.
Dan masuklah ke dalam Surga-Ku..

Sahabat..
Bada Asar Jumat 22 Mei 2009 engkau di Sholatkan di Masjid..
Masjid tempat kita membangun pondasi
Masjid tempat kita merajut tali-tali ikatan penguat pondasi..
Ya..
Masjid tempat kita bersama... berdiskusi...kerjaan...dakwah...sampai urusan sekolah...anak-anak..dan istri kita..Saudara-saudara kita...dan Jamaah kita..
Sebagai saksi di Yaumul Akhir Kelak...

Sahabat..
Tepat dua minggu engkau di makamkan di tempat kelahiranmu...Klaten..
Serasa baru kemarin kita berjumpa..
Serasa sedetik lalu kita diskusi
Serasa sekejap mata ku mandangmu...

Sahabat...
Ku berdoa, engkau Syahid....
Sebuah penghargaan pada Insan yang mengemban tugas negara....
Tugas membuat biah-biah baru di rantau...Tanjung Pandan..
Biah yang akan tetap dikenang..
Seperti engkau membangun biah di Masjid kita...

Ya...
Kita..Kau...Aku...dan teman-teman..

Ya Rabbiii..
Lapangkanlah Kuburnya..
Harumkanlah tempatnya...
Sabarkanlah keluarganya..
Istri dan anaknya...

Amiinn Yarabbal Alamiin..

Se-detik doa tuk Sahabat

oleh Waluyo Kebumen pada 22 Mei 2009 jam 10:36
Assalamualaikum, Saudaraku...

Mungkin Kau tak menjawab.

Saudaraku....
Aku yakin bahwa engkau pasti menjawab Salamku
Walau mulutmu tak bergerak..

Aku yakin kau pasti menjawab lebih lengkap dari kebanyakan orang..
Lengkap, sempurna itulah karaktermu...

Saudaraku
Kau Sahabat dikala Susah
Kau Sahabat, dikala kita bersama, meniti sebuah peradaban

Membangun
Membangun
Membangun, pondasi yang tak kunjung henti...

Ya, Pondasi untuk menguatkan langkah kita
Langkah-langkah yang hampir pasti
Menuju kebesaran Illahi...

Sahabat...
Hari ini Jum'at, 22 Mei 2009..
Kau terbaring, tak sadarkan diri..
Setelah mengabdi di rantau orang.... Tanjung Pandan.

Ku, yakin Kau pekerja keras...
Ku, yakin Kau berfikir keras...
Ku, yakin Kau mendambakan kesempurnaan dalam setiap langkah..

Tetapi Saudaraku...
Ku, yakin pula Kau sering terlambat makan...

Ya, Rabbi...
Ya, Rahman..
Ya, Rahiim
Ya, Jabbaar,
Ya, Hayy,
Ya, Shamad,

Sembuhkanlah Saudaraku...
Sehatkanlah seperti sediakala...
Sabarkanlah Isri dan Anak-anaknya...
Sabarkanlah keluarganya...

Agar kita bisa bersama lagi
Melanjutkan pondasi...

Amin Ya Rabbal 'Alamin..


Tuk: Saudaraku yang sedang terbaring di RS. Internasional M. Husni Tamrin, Ruang ICU, Jakarta.

Doa untuk Sahabat

oleh Waluyo Kebumen pada 14 Juli 2009 jam 16:27
Saudaraku....

Hari demi hari kita lalui bersama......
Serasa tiada asa dan kata yang tak termakna dan tak terucap.
Gembira bersama, kerja bersama.....
Tlah kita lalui....

Perpisahan bukan akhir segalanya...
Justru dengan berpisah ini, kita pasti pernah bertemu...
Merajut tali persaudaraan, merajut tali silaturahmi...
Bagai benang tak ada ujung...
Bagai angin semerbak bertiup...
Kita yakin bahwa kita pernah bertemu..

Maka kata yang indah diucapkan ketika bertemu dan berpisah adalah....
MAAFKAN KAMI SAUDARAKU...

Atas kekhilafan ..
Atas kesalahan ... yang sengaja atau yang tidak sengaja...
Atas segala yang membuat engkau bersedih, muram, marah kepada kami...

Terima kasih Saudaraku...

Selamat bertugas ditempat yang baru..
Smoga sukses selalu menyertaimu...

Amiin...

14 Juli 2009

Muhasabah

oleh Waluyo Kebumen pada 31 Desember 2009 jam 18:58
Muhasabah adalah sebuah kata yang enak didengarkan tapi apakah mudah direalisasikan? tentu saja tergantung pada cara pandang kita tentang muahasabah tersebut, di setiap akhir sebuah kegiatan baik harian, bulanan, atau bahkan tahunan.
Mari kita bersama-sama mengkritisi diri kita sendiri, sudah sejauhmanakah proses muhasabah itu telah kita lakukan?

Bersamgung
Mereka adalah mutiara hati kami

Pertemuan Kembali (Muhasabah lanjutan)

oleh Waluyo Kebumen pada 11 Januari 2010 jam 17:04
Bertahun-tahun sudah kita lalui bersama,
Biduk telah lama kusandarkan
Lelah menanti,,, menanti sang kekasih yang tak kunjung menepi..

Wahai pemilik hati yang suci
Kemarin bertahun-tahun yang lalu, biduk ini berlayar ke negari seberang,
Negeri dimana Hasanudin berperang
Negeri dimana Sawerigading meradang...
Negeri dimana Lakipadada sembahyang.

Tapi..
Wahai pemilik hati yang suci.
Tak kuasa kumemanti kekasih.....
Ternyata kekasih Mu telah pergi ke negeri seberang,
Negeri para Mullah yang suci..
Tanpa menunggu tambatan hati...

Kembali ku arungi biduk ini..
Menuju Ridho Mu sang pemilik hati..
Tak Kuasa Kembali kurasakan, bahwa hati ini perlu tautan ( ada tulisan saya tentanga tautan ).
Tautan berdasarkan cinta suci
Cinta sebening embun ( saya juga menulis tentang embun lho)..
Embun keluar di pagi hari..
Sebagai tanda cinta bening dan air suci...

Di awal tahun 1431 H akhir tahun 2009, biduk ini ku kayuh dengan cepat menuju tautan hati...
Tautan hati yang lama tak kusemai.
Tutan hati Yang lama ku tak pupuk
Tautan hati Yang lama ku tak kunjugi
Tautan hati Yan lama ku tak sirami dengan ruh ILLAHI

Sampailah biduk ini dengan sembilan penumpang (bukan wali songo Lho) ke pantai nan indah dan asri..
Teluk Penyu Cilacap BERCAHAYA..

Wahai pemilik hati, bolehkah ku kembali lagi nanti??
Untuk menyambung tautan-tautan hati yang pernah berapi-api..

Bersambung

Mother How Are You Today

oleh Waluyo Kebumen pada 26 Januari 2010 jam 16:30
Ini memang judul sebuah lagu diera 80-an, waktu itu 22 tahun yang lalu ketika mengikuti kegiatan Pramuka di SMU kemping di sekolah.

Dan kebetulan pula saya yang punya kasetnya dan memutar lewat tape jadul... dulu...

Ada relevansi disini tentang makna Ibu/Mother/Mbok/Umi yang perlu didalami bersama
Ibu konteksnya adalah seorang perempuan, mengayomi, melindungi, menyayangi, sabar, ulet, tekun, teliti, dan syurga berada di telapak kaki Ibu.... saya terinspirasi oleh buku berjudul The Wisdom of Women ( Kisah nyata perempuan-perempuan yang mengilhami)
bahwa sosok ibu menjadi dambaan oleh siapapun......
Sosok ibu adalah kuat di medan apa saja.....
Sosok ibu juga bisa mewarnai gilanya dunia...( amenangi jaman edan sing eling lan waspodo=Kyai Ronggo Warsito=saya sudah pernah nulis ini )....

Bahkan hadist shoheh (saya lupa yang meriwayatkan)ketika seorang sahabat Rasul menanyakan berkali-kali tentang siapa dulu yang wajib dihormati Ibumu....Ibumu...Ibumu... baru Bapakmu...

Itulah ukuran nilai tambah seorang Ibu, sampai diriwayatkan/disabdakan oleh Rasulullah SAW..
Sungguh luar biasa memang...
9 bulan 10 hari mengandung,... sebagai contoh ilustrasi jika Ibu mempunyai 2 anak, berarti 18 bulan 20 hari dia pernah mengandung, nah kalau lebih dari 2 anak silahkan dihitung sendiri....

Maka syurga ditelapak kaki ibu... dan yang harus dihormati pertama adalah Ibu...
Bahkan Rasulullah ketika ditinggal meninggal Istri pertama, kekuatan bergerak agak sedikit berkurang....

Mari kita lihat lirik lagu tersebut :

Mother, how are you today?
Here is a note from your daughter.
With me everything is ok.
Mother, how are you today?

Sebuah kalimat tanya ... Ibu... bagaiamana kabarmu hari ini? (bagi yang merantau...)
Sudahkah kita berkomunikasi hari ini hanya sekedar menanyakan, Bu Sampun Dahar... (Bu sudah Makan..) saya terinspirasi perintah Rasul berlemah lembut pada Ibu... Bu sedang apa... Bu sehat-sehat kah...
Bu... Pripun, Bu Kumaha damang... Bu Kareba... Bu Masak apa.... Bu Sudah Sholat belum............

Sedetik ucapan kita melegakan hati Ibu.... bahkan menjadi bahan bakar semangat bagi Ibu kita.....

With me everything is ok.... ( bagi Ibu tidak hanya kalimat seperti ini....)

Tapi obat mujarabnya adalah mendengarkan suara kita, suara anaknya (Baik anak Kandung, atau anak asuh)... itu bagai setetes air di padang pasir........
Memang kita, saya yang sudah berumur 40 tahun belum mempunyai anak yang merantau.... paling banter di Pesantrenkan.....

Ya, Ibu menjadi inspirasi terhadap sebuah peradaban yang semakin tua.....
Tua bukan karena hitungan matematik, tapi tua karena memang dunia ini semakin tidak jelas memposisikan Ibu.

Mother, don’t worry, I’m fine.

Mari kita merenung sejenak (maaf jika ada yang sudah ditinggal Ibu) tentang makna seorang Ibu.
Ibu maafku untuk mu...
Ibu semoga 2th air susumu menjadi timbangan pemberat sampai tetes terakhir...
Ibu semoga 9 bulan 10 hari kau mengandungku berpahala disisiNYA...
Ibu semoga jerih payahmu... dibalas dengan SyurgaNya...

Rabbi... pertemukanlah kami dengan Ibuku di Syurga nanti...

Promise to see you in the heaven...

Mother, how are you today?

(To: My Mom in the Kebumen and Cilacap, Mother I'm promise to meet You againt....) JKT26012010,17.25.

Cinta

oleh Waluyo Kebumen pada 29 Januari 2010 jam 16:29
Cinta …
Seperti angin membadai. Kau tak melihatnya. Kau merasakannya. Merasakan kerjanya saat ia memindahkan gunung pasir di tengah gurun. Atau merangsang amuk gelombang di laut lepas. Atau meluluhlantakan bangunan-bangunan angkuh di pusat kota metropolitan. Begitulah cinta. Ia ditakdirkan jadi kata tanpa benda. Tak terlihat. Hanya terasa. Tapi dahsyat

Cinta…
Seperti banjir menderas. Kau tak kuasa mencegahnya. Kau hanya bisa ternganga ketika ia meluapi sungai-sungai, menjamah seluruh permukaan bumi, menyeret semua benda angkuh yang bertahan di hadapanya. Dalam sekejap ia menguasai bumi dan merengkuhnya dalam kelembutannya. Setelah itu ia kembali tenang : seperti seekor harimau kenyang yang terlelap tenang. Demikianlha cinta. Ia ditakdirkan jadi makna paling santun yang menyimpan kekuasaan besar.
Cinta seperti api menyala-nyala. Kau tak kuat melawanya. Kau hanya bisa menari di sekitarnya saat ia mengungun. Atau berteduh saat matahari membakar kulit bumi. Atau meraung saat lidahnya melahap rumah-rumah, kota-kota, hutan-hutan. Dan seketika semua jadi abu… Semua jadi tiada. Seperti itulah cinta??

(anis matta bunga rampai serial cinta)

Sebening Embun

Embun memang bening, kebeningan ini adalah buah dari malam gelap yg telah berlalu. Embun, Gelap dan Malam sebuah harmoni...
Begitulah embun dia bening bersih orisinil tidak terkontaminasi oleh polusi, maka embun lahir atau keluar dipagi buta ketika kebanyakan manusia masih terlelap tidur.. dengan berbagai macam mimpi-mimpi..
Mimpi-mimpi tentang bagaimana dunia ini sudah semakin tidak harmoni lagi...
Saudaraku..
Mungkin kita berfikir bahwa embun itu kecil, dan bahkan tidak nampak dipermukaan hari-hari disiang nanti, atau bahkan dengan mudah dicampakan, bankan terabaikan dalam putaran kehidupan kita..
Tapi harmoni antara embun, malam, dan gelap tidak bisa dibalik... embun akan keluar setelah malam dan gelap berlalu...
Embun akan lahir, jika malam hari indah dalam gelap... tenang, angin sepoi-poi di malam itu..
tanpa hiruk pikuk, gemerlapnya dunia ...
tanpa hiruk pikuk bau mesiu... sepatu larns.. senjata api... gemuruh suara mesin.. atau kegaduhan siaran live...
Embun tidak pernah nampak jika terjadi keganjilan dimalam yang gelap itu,.... inilah harmoni Saudaraku..
Dan Allah SWT telah menggariskan bahwa "minaadzulumati illlanuur" atau Ibu kita Kartini pun telah mengungkapkan dalam bukunya Habis Gelap Terbitlah Terang...
Bu Kartini faham benar tentang hakekat Minadzulmati illannurr" dari gelap terbilah terang,
Nah embun ini adalah manifestasi dari firman Allah SWT tersebut dan Bu Kartini mengaplikasikannya...

Saudaraku...
Embun sebuah ciptan Sang Khaliq, yang mengandung makna luar biasa dalam..
Bahwa embun ini hadir jika kondisi alam tunduk, patuh, taat, tenang tanpa hiruk pikuk,...sembahyang pada Nya... keluarlah embun.

Sebuah harmoni pelajaran bagi kita manusia bahwa kebersihan hati akan muncul dari ketenangan, indahnya akhlah dimulai dari lurusnya aqidah... shohenya kita beribadah akan lahir dari bernarnya ber aqidah...

Tapi Saudaraku...
Masih adakah embun di pagi ini....
Pada akhir-akhir ini embun mulai tergoncang dengan bau mesiu,... asap senjata api...hiruk pikuknya pers... tayangan-tayangan pembodohan umat... sampai pada stigma-stigma tak berdasar...
Sehingga embun tidak bisa muncul dengan harmoni tadi...

Wahai Saudaraku..
Mari kita bersama-sama berdoa agar harmoni embun tadi bisa tenang seperti sedia kala,
Agar embun bisa hadir di pagi buta...
Agar orang-orang tua yang mempunyai anak belum bisa jalan, bisa mengusap-usap lututnya dengan embun pagi....dan mereka yakin anaknya cepat bisa jalan...
Agar bala cobaan tidak menimpa kita...karena telah merusak harmoni ciptaan-NYa...

Saudaraku..
Kita yakin bahwa embun muncul di desa-desa terpencil,
di kakai gunung..
di pesantren-pesantren terpencil...
di sawah-sawah..ladang-ladang terpencil..
dan embun ini adalah inspirasi merdekanya Indonesia 17 Agustus 1945...
di Ramadhan pulalah merdeka di Proklamasikan...di Hari Jumat...

Indonesia, masih membutuhkan embun yang bersih, jernih, putih...seputih bendera kita...merah putih...

Selamat untuk 2(dua) anggota Dewan Tanatoraja yang telah dilantik 27 September 2009,
Mudah-mudahan mewakili embun-embun yang dirindukan Indonesia...

Embun, Malam dan Gelap adalah sebuah harmoni...

Wallahu 'Alam...