Senin, 28 Oktober 2024

Entah sampai kapan ( Refleksi SUMPAH PEMUDA 1928)


Kadang kala kita berfikir bahwa sebuah kehidupan itu kenapa penuh warna, bahkan simbolisasi sebuah warna menjadi hal yang sangat wajar ketika dunia itu semakin global.

 Andai dalam dunia tidak ada warna, semuanya hanya gelap dan terang? maka perubahan pun menjadi tidak berarti, karena tidak ada prosesi hinggar bingar mencolok,  hanya gelap dan terang saja.

Tulisan ini sebetulnya juga jika tidak berwarna maka tidak akan menarik untuk dibaca, sungguhpun demikian tidak elok jika sebuah makna hanya dilambangkan dengan warna dominan, tentu saja dominasi warna bagi masing-masing orang sangat berbeda dan cenderung saling bertolak belakang bahkan juga tidak ingin saling ketemu, akarnya adalah karena manusia  berbeda satu sama lain, dari perbedaan inilah akhirnya  membuat isi dunia manjadi berwarna.

Ada yang suka teriak, ada yang suka marah, ada yang suka ngelawak, ada yang kerjanya cuman ilusi saja tidak ada nyatanya, ada juga yang tidak bekerja ngakuin kerjaan orang lain, menjiplak kerjaan orang lain atau membuat lisensi sendiri seolah-olah dialah yang menciptakan dan membuat ramuan hebat tersebut, ujung dari semua itu adalah eksistensi diri manusia dihadapan manusia.


Yang menarik adalah  peran pemuda, atau anak-anak muda dalam berbagai era mereka akan memberikan warna tersendiri yang berbeda dengan kebanyakan orang-orang tua, bahkan cenderung menentang patron orang tua, itu yang kemudian melahirkan apa yang disebut dengan, SUMPAH PEMUDA 28 Oktober 1928 berkumnpulnya para pemuda Indonesia, dari berbagai warna untuk menyatakan :

Bertumpah Darah Satu Tanah Air Indonesia
Berbangsa satu, Bangsa Indonesia
Berbahasa satu, Bahasa Indonesia

di tahun 1928 disana tidak ada warna dominan hanya gelap dan terang, hitam atau putih saja tetapi justru dari sudut pandang warna yang terlihat sama ternyata menyimpan segudang anasir perbedaan yang pada masa itu harus disatukan, jika tidak maka kedepan akan saling benturan warna, akan saling berebut dominan warna, akan saling merongrong untuk mendominasi warna-warna yang lain, terus mau sampai kapan kita bergelut hanya pada masalah warna saja? 



Pemuda dan Pemudi tahun 1928 sudah menyatukan bulat, tanah air Indonesia, Bangsa Indonesia dan Bahasa Indonesia, Nah kemudian pemuda dan pemudi era sekarang apa sumpahnya? atau perlu juga wajib hukumnya dikenalkan para pemuda sekarang akan pentingnya Hakekat dari Sumpah Pemuda 1928, kenapa ? agar para pemuda sekarang tidak mudah untuk dihasut, diprovokasi, diiming-imingi kemewahan dunia untuk menghancurkan SUMPAH PEMUDA 1928.

Sebab pelaku sejarah 1928 sudah tentu berada pada liang lahat, tidak ada saksi sejarah tidak ada yang dapat menjelaskan menerangkan, semangatnya para pemuda waktu itu, maka peran Negara sangat diperlukan untuk masuk mengambil alih memberikan penjelasan yang sejelas-jelasnya tentang arti pentingnya dari SUMPAH Pemuda,  dari peran Pemuda 1928 itulah kita hari ini dapat menikmati warna-warni kehidupan dalam alam merdeka, atas darah dan keringat mereka kita dapat melihat ternyata warna itu tidak hanya hitam dan putih, tapi ada warna lain dan masing-masing warna memiliki keelokan dan keindahannya tersendiri.


Lalu, kita mau melukis dengan warna apa untuk Indonesia tercinta ini...... silahkan dicoba.



Selamat hari SUMPAH Pemuda ke-96 Maju Bersama Indonesia Raya. 


CHANGE MANAGEMENT

 

Perubahan organisasi merupakan upaya organisasi untuk beradaptasi secara signifikan terhadap lingkungan, dengan menyesuaikan komponen penting di dalam organisasi. Perubahan dilakukan untuk mempertahankan relevansi dan efisien organisasi, serta meningkatkan daya saing, demi tercapainya masa depan organisasi yang jauh lebih baik.

Perubahan organisasi menjadi bagian esensial dari strategi organisasi untuk tetap kompetitif di lingkungan yang dinamis. Perubahan organisasi dapat mencakup budaya organisasi, proses internal, teknologi atau infrastruktur dasar, hierarki organisasi, atau aspek penting lainnya.

         

Ketika organisasi menolak melakukan perubahan dalam rangka mempertahankan relevansi, ada berbagai konskuensi serius yang dapat mengancam kelangsungan hidup organisasi tersebut, antara lain :

 

1.    Stagnasi dan Kehilangan Daya Saing

Organisasi cenderung stagnan karena tidak mampu mengikuti perkembangan lingkungan dan teknologi. Hal ini mengakibatkan penurunan produktivitas dan inovasi. Organisasi dapat kehilangan daya saing karena pesaingnya lebih adaptif dan inovatif.

 

2.    Penurunan Moral dan Kinerja Pegawai

Pegawai mungkin merasa frustasi dan tidak terinspirasi jika tidak melihat adanya peluang untuk tumbuh dan berkembang. Tanpa perubahan, organisasi berisiko menghadapi tingkat rotasi pegawai yang tinggi dan penurunan kinerja secara keseluruhan.

 

3.    Ketidak mampuan merespons Lingkungan Eksternal

Organisasi akan kesulitan merespons perubahan lingkungan eksternal, seperti regulasi, dan preferensi stakeholder, sehingga organsisasi tidak relevan lagi. Akibatnya, organisasi bisa tersingkirkan oleh pesang baru yang lebih fleksibel dan inovatif.

4.    Kesulitan Mengelola Krisis

Organisasi yang tidak memiliki budaya perubahan cenderung gagal dalam menghadapi krisis, karena tidak memiliki mekanisme yang fleksible untuk mengatasi situasi yang tidak terduga. Hal ini dapat menurunkan kepercayaan stakeholder terhadap organisasi.

 

5.    Kerugian jangka Panjang

Organisasi akan terus kehilangan relevansi, efisiensi, dan kemampuan kompetitif. Adaptasi dan perubahan adalah proses berkelanjutan untuk keberhasilan jangka Panjang. Jika tidak, organisasi akan sulit bertahan dan berkembang di masa depan.

 

Perubahan organisasi dapat bersifat adaptif atau transformasional :

Perubahan Adaptif :

Perubahan kecil, bertahap, berulang untuk mengembangkan produk, proses, alur kerja, dan strategi dari waktu ke waktu.

 

Perubahan trnsformasional

Memiliki skala dan cakupan yang lebih besar dan dramatis, terkait visi misi, strategi, struktur, kinerja dan proses bisnis.

 

Seringkali “perubahan” di dalam organisasi menjadi sangat mengerikan, dengan sumber daya yang terbuang sia-sia dan sumber daya manusia yang kelelahan, ketakutan, atau frustasi. Untuk itu, organisasi perlu mengelola perubahan tersebut (change management).

 

Change management adalah proses memandu perubahan organisasi hingga terwujud, dimulai dari tahap awal konsepsi dan persiapan, melalui implemetasi, dan akhirnya hingga penyelesaian. Change management dilakukan secara sistematis dan berfokus pada orang.

 

Konsekuensi negatif ketika gagal mengelola perubahan dengan baik.

Kotter menekankan pentingnya kepemimpinan yang kuat dan strategi Change management yang efektif untuk membawa organisasi manuju kesuksesan dalam menghadapi perubahan. Change management memungkinkan organisasi meminimalisasi turunya produktivitas selama terjadinya perubahan besar, sekaligus memitigasi kegagalan dalam mengelola perubahan.

Bagaimana jika organisasi tidak mengelola perubahan? Dalam bukunya Leading Change, John P. Kotter menyampaikan beberapa konsekuensi negative yang dapat dialami oleh organisasi yang gagal mengelola perubahan dengan baik :

Kelelahan dan Kegagalan

Organisasi cenderung lelah dan gagal dalam  mencapai tujuan strateginya, konflik internal muncul dan focus pegawai hilang, sehingga masa depan organisasi menjadi tidak pasti.

Ketidak mampuan beradaptasi.

Organisasi kehilangan keuanggulan kompetitif sehingga tertinggal dari para pesaingnya.

Kehilangan Kepercayaan dan Dukungan

Kepercayaan pegawai dan stakeholders akan hilang, hingga mempengaruhi moral, motivasi, dan komitmen organisasi.

Perubahan yang mendesak

Organisasi terpaksa melakukan perubahan mendesak sebagai respon terhadap krisis atau kondisi yang memburuk. Hal ini dapat mengarah pada pengambilan keputusan yang tergesa-gesa dan kinerja yang buruk, sehingga akan memberikan dampak negative yang lebih besar.

Change management digunakan sebab berdasarkan hasil riset dan pengalaman dari Prosci (2023) adalah :

§  Tanpa change management pegawai merasa tidak siap dan tidak nyaman dengan perubahan, proyek rentan gagal, hasil yang diinginkan tidak tercapai, waktu penyelesaian proyek dapat menjadi molor, biaya membengkak, serta penggunaan cara baru/produk hasil perubahan rendah.

§  Dengan Change management pegawai merasa siap, sudah memiliki kemampuan yang dibutuhkan dan didukung oleh organisasil. Selain itu kemungkinan tujuan proyek tercapai lehing tinggi,kemungkinan proyek tepat waku lebih tinggi, kemungkinan proyek tepat anggaran lebih tinggi, penggunaan cara baru/produk hasil perubahan optimal (ROI tinggi/tepat guna). Selain itu resistensi pegawai dapat diminimalisasi.

 

Tujuan Change management

Secara umum, Change management bertujuan membantu organisasi mengelola perubahan dengan baik. Selain itu, tujuan penerapan Change management di organisasi adalah :

 

 

1.    Defense Mechanisme

Change management menjadi strategi pertahanan bagi organisasi agar tidak terlambat dalam memantau dan merespon perkembangan bisnis dan lingkungan,lalu menyesuaikannya dengan target organisasi, sehingga organisasi dapat tetap bertahan dan bersaing.