Rabu, 13 April 2011

Malam tak terburu-buru menjadi pagi

oleh Waluyo Kebumen pada 23 Maret 2010 jam 7:13
Sebuah pelajaran yang Allah SWT berikan lewat ayat KauniahNya, betapa sebuah malam membeberikan tuntunan tentang hakekat berhidup di dunia yg penuh gejolak fatamorgana..

Dipenghujung malam para penyihir, tukang santet, beraksi
Syetan2pun berembug apa yang akan diperbuat untu esok hari..
Atau geliat kehidupan malam dikota2 besar semakin membumi..
Musuh2 agama pun bermufakat sampai pagi..

Maka malampun tak beranjak untuk cepat menjadi pagi..

Di malam hari itulah sang Khaliq memberikan cobaan kpada kita semua...

Kafir Quraish bersepakat menunjuk para pemuda pilihan dari sluruh kabilah Arab yang akan bertugas membunuh Rasulullah di malam gelap..

Salahudin Al Ayubi berkliling di barak militer unt melihat para pasukannya yang melakukan aktifitas ruhiyah di malam hari... Dan merekalaj yg nantinya diberankatkan di medan juang..

Malam tak beranjak tergese2 untuk menjadi pagi..

1\3 malam adalah tuntunan Illahiyah dari Sang khaliq kepada umatNya unt berlama2 bercengkerama.
Berlama2 berkeluh kesah..
Berlama2 mngadu..
Berlama2 saling padu kasih denganNya.
Berlama2 menangis memohon ampunanNya..

Berbagialah bagi orang-orang yang selalu bangun disepertga malam terakhir...

Karena Allah SWT menjamin mustajabnya doa2 yg dipanjatkan..

Dan disepertiga malam itu pulalah pertarngan sesungguhnya antara kebatilan dan kebenaran berlangsung...
Maka dengan jelas ita disuruh berlindung dg membaca Sura Al Falaq inilah gambaran pertarungan di malam gelap gulita..

Mana yang unggul..
Wallahu alam bi shaab..

Malam tak terburu2branjak menjadi pagi...

KRLTNHabangfull230310,07.15.WIB

Dua Tahun Sudah

oleh Waluyo Kebumen pada 06 April 2010 jam 19:24
Seakan kemarin ku menimangmu...
Seakan kemarin tangismu terdengar..
Seakan kemarin pusarmu puput..


Secepat inikah dunia menyambutmu..
Semenit tlah berlalu, satu jam telah berlalu, sebulan tlah berlalu, setahun tlah berlalu..
Ku timang-timang kau...
Ku bercanda dengan kau sejak 4 bulan dikandungan ibumu..
Tendangan,,, sundulan...hentakan kaki dan kepalamu.. bak sambutan tuk segera bersua.....
Ayat-ayat suci kulantunkan...
Tendangan kausambut di perut ibumu...
Doa kulantunkan...
Sundulan tanganmu kau sambut...

Usapan kulakukan...
Sikumu membalas dengan keras...
Serasa kita tlah lama bersua..
Hanya karena waktu... kau ada
Hanya karena cinta kau ada..
Hanya karena sayang kau ada
Semua adalah titah sang Kuasa...

Tanpa RidhoNya kau ngak ada....
Tanpa KekekuasaaNya kau tak lahir...
Tanpa tiupan RuhNya kau tak bernyawa..
Tanpa keputusan Qun Fayakun.... kau tak bersua dengan sang penabur cinta.....

Serasa ada cinta kita bersua...
serasa ada makna tak terhingga..'
serasa ada asa yang tak lupa..
serasa ada angin syurga menyambut turunan sang pujanga...

Dua tahun sudah kau lalui dunia ini nak..
Dua tahun sudah Ibu menyusuimu nak...

Selamat di dua tahun ini kau semakin cerdas...
Bercanda, dengan kakak Rasya... bercanda dengan Mba Fathia, Mas Ammar, Mas Sidi, Mas Dzikri dan Teteh Tsabita.... semua ini adalah saudaramu ... satu kandungan dengan mu...

Ayash.... semangatmu bagai Qurrata ayunn..
Penyejuk hati dikala gundah..
Penyejuk hati dikala susah..
Penyejuk hati dikala resah..

Smoga kau menjadi anak mujahid... disegala medan...
Mujahid di bidang apa saja...
Boleh lah bercita-ciat jadi Presiden...
Presiden RI yang ke.... Muh. Ayash Haqani.... Amin.

Ya sekarang memang namamu tidak cocok ditelinga orang Indonesia pada umumnya...
Yakin lah Gubernur juga sudah banyak nama-nama sepertimu... Ahamad H., dirjen Pajak Muhammad T.,
Tapi teroris namanya juga seperti mirip2 kamu nak.... ah mereka tidak tau makna dibalik nama sehingga jadi teroris....

Robbana hablana min ajwajina waduriyatinaa qurata ayun
Robbi habli minassholihin..

Cukupkan ALlah SWT, sebagai harapan kita semua... Aminn

Tuk...
Muhammad Ayash Haqani... semua sayang kamu Nak.





SEMAR

Dalam pewayangan Jawa Tengah, Semar selalu disertai oleh anak-anaknya, yaitu Gareng, Petruk, dan Bagong. Namun sesungguhnya ketiganya bukan anak kandung Semar. Gareng adalah putra seorang pendeta yang mengalami kutukan dan terbebas oleh Semar. Petruk adalah putra seorang raja bangsa Gandharwa. Sementara Bagong tercipta dari bayangan Semar berkat sabda sakti Resi Manumanasa.
Semar, nama tokoh ini berasal dari bahasa arab Ismar. Dalam lidah jawa kata Is- biasanya dibaca Se-. Contohnya seperti Istambul menjadi Setambul. Ismar berarti paku. Tokoh ini dijadikan pengokoh (paku) terhadap semua kebenaran yang ada atau sebagai advicer dalam mencari kebenaran terhadap segala masalah. Agama adalah pengokoh/pedoman hidup manusia. Semar dengan demikian juga adalah simbolisasi dari agama sebagai prinsip hidup setiap umat beragama.
Nala Gareng, juga diadaptasi dari kata arab Naala Qariin. Dalam pengucapan lidah jawa, kata Naala Qariin menjadi Nala Gareng. Kata ini berarti memperoleh banyak teman, ini sesuai dengan dakwah para aulia sebagai juru dakwah untuk memperoleh sebanyak-banyaknya teman (umat) agar kembali ke jalan Allah SWT dengan sikap arif dan harapan yang baik.
Petruk, diadaptasi dari kata Fatruk. Kata ini merupakan kata pangkal dari sebuah wejangan (petuah) tasawuf yang berbunyi: Fat-ruk kulla maa siwalLaahi, yang artinya: tinggalkan semua apapun yang selain Allah. Wejangan tersebut kemudian menjadi watak para aulia dan mubaligh pada waktu itu. Petruk juga sering disebut Kanthong Bolong artinya kantong yang berlubang. Maknanya bahwa, setiap manusia harus menzakatkan hartanya dan menyerahkan jiwa raganya kepada Allah SWT secara ikhlas, seperti berlubangnya kantong yang tanpa penghalang.
Bagong, berasal dari kata Baghaa yang berarti berontak. Yaitu berontak terhadap kebathilan dan keangkaramurkaan. Si “Bayangan Semar” ini karakternya lancang dan suka berlagak bodoh.
Secara umum, Punakawan melambangkan orang kebanyakan. Karakternya mengindikasikan bermacam-macam peran, seperti penghibur, kritisi sosial, badut bahkan sumber kebenaran dan kebijakan. Para tokoh punakawan juga berfungsi sebagai pamomong (pengasuh) untuk tokoh wayang lainnya. Pada dasarnya setiap manusia umumnya memerlukan pamomong, mengingat lemahnya manusia, hidupnya perlu orang lain (makhluk sosial) yang dapat membantunya mengarahkan atau memberikan saran / pertimbangan. Pamomong dapat diartikan pula sebagai guru / mursyid terhadap salik yang dalam upaya pencerahan jati diri.
Karakter Punakawan (selain para tokoh lainnya) dari jalur acuan Walisongo sebenarnya muncul berdasarkan penuturan Puntadewa/Dharmakusuma (satu-satunya dari Pandawa yang kemudian memeluk Islam) dan Semar / Ismaya kepada Sunan Kalijaga dalam komunikasi ghaib (yang tidak terbatasi ruang dan waktu) sesama aulia. Dijelaskan juga bahwa selain Semar, para punakawan yang dinyatakan sebagai anaknya (Gareng, Petruk dan Bagong) sebenarnya adalah dari bangsa Jin.
Tokoh Punakawan dimainkan dalam sesi goro-goro. Pada setiap permulaan permainan wayang biasanya tidak ada adegan kekerasan antara tokoh-tokohnya hingga lakon goro-goro dimainkan. Artinya adalah bahwa jalan kekerasan adalah alternatif terakhir. Dalam Islam pun, setiap dakwah yang dilakukan harus menggunakan tahap-tahap yang sama. Lakon goro-goro pun menggambarkan atau membuka semua kesalahan, dari yang samar-samar menjadi kelihatan jelas sebagaimana sebuah doa: Allahuma arinal haqa-haqa warzuknat tibaa wa’arinal bathila-bathila warzuknat tinaba, artinya: Ya Allah tunjukilah yang benar kelihatan benar dan berilah kepadaku kekuatan untuk menjalankannya, dan tunjukillah yang salah kelihatan salah dan berilah kekuatan kepadaku untuk menghindarinya.

Perjalanan

Takkan lari gunung dikejar...
begitulah kira-kira subuah kalimat yang syarat makna dan arti, bahwa hal itu mengingatkan kita tentang hakekat sebuah perjalanan, ya gunung dikejar takan lari, tetapi untuk mengejarnya perlu biaya, gerakan, lompatan, ayunan bahkan perlombaan, atau aksi-aksi yang tidak anarkis...
Kalaulah sebuah gerakan ini membuat kita menjadi lelah, kalaulah sebuah perjalanan ini membuat kita menjadi  berbasah-basah mandi keringat itu pertanda bahwa saya, anda dan kita semua tengah menulis rangkaian-rangkaian harmoni sebuah kehidupan yang syarat makna... itulah perjalanan. BERSAMBUNG