Rabu, 12 September 2012

TWITTERKU UNTUK MU

Hari ini buk an hari-hari yang biasa Rabu 12 September 2012, menjadi bukan hari yang biasa dikarenakan bahwa sebuah perjalan cinta terbentuk dengan bersatunya dua buah insan berlainan jenis dalam satu perahu perjalanan hidup manusia.
             Menjadi penting adanya bukan sekedar berbuat dan bekerja untuk kemudian bisa berjalan seiring sejalan, tanpa melihat bahwa sudah berapa ratus kilometer perjalanan ini telah  lalui bersama dengan anak-anak sekaligus sebagai perekam catatan yang tidak mudah lupa bagi anak-anak.
Baiklah maka indahnya sebuah perjalanan dengan memetik berbagai hikmah akan menciptakan sebuah kedewasaan tersendiri tanpa, harus memaksakan untuk bisa terwujud sebuah kesempurnaan.
Jadi bagaimana perjalanan ini akan berhikmah dan dapat mencerminkan sebuah catatan kehidupan yang begitu syahdu? mari ikuti.
           

Jumat, 07 September 2012

GUNUNGPUN BISA KITA TAKLUKAN

Sepertinya ada yang berbeda dari judul tulisan-tulisan saya ini, biasanya bisa langsung mengkritisi tentang kasus-kasus nasional, hari ini sangat berbeda memang.
Tapi bukan berarti tidak mengikuti perkembangan saat ini, Pilkada putaran II DKI sampai-sampai ada saling tantang akun-akun anonim (istilah mereka) dan memang sudah saling serang atau kerennya Twitwar.
Hmmm, seperti inilah negeri kita, untuk merebutkan nasi goreng saja harus bersujud mati-matian sampai saling tuduh dan saling fitnah antar para pendukung, salut dan mungkin sudah Sunatullah (saya lagi nulis ttg sunatullah di TL) terhadap salah satu peserta Pilgub DKI putaran Ke I, ternyata memang sudah ditakdirkan oleh Allah SWT untuk tidak menang dan masuk diputaran ke-2, apakah ini merupakan saringan dari Allah SWT sepertinya bigitu? Karena kalu melihat di TL waduh, astahfirullah bahasa binatang seduni muncul !
Udah dah tinggalin ajah...
Al kisah, ini bermula perjalanan akhir tahun 1999, kami harus menyeberang ke Pulau Sulawasi dengan membawa 3 balita, dan 1 baru kelas 2 SD adiknya baru kelas 1 SD, sekarang mah dah kuliah UNJ dan UNSOED, dari Makassar masih 7 dan delapan jam lagi untuk menuju Kota Palopo tempat kelahiran Kahar Muzakar (semoga dirahmati Allah atas konsistennya ber Islam).
Setiap naik kapal laut selalu namanya Bukit Siguntang, Kelud, Lawu, dll logikapun mulai dijalankan, ternyata yang bisa menaklukan laut adalah para gunung tersebut, terus siapa yang bisa menaklukan Gunung?
Gunung menjadi fenomenal karena pasti gambarannya besar, menjulang, tinggi, hutan yang masih virgin, banyak binatang buas, seram, banyak mahluk halus, bahkan ada gunung-gunung tertentu yang dijadikan tempat untuk mencari PESUGIHAN, walah dalah...
Tidak semua nama gunung dijadilakn nama kapal-kapal Pelni untuk angkutan, coba kalau dicilacap ada gunung simping (suatu kelurahan lokasi di salah satu kecamatan), gunung putri di Kab. Bogor ini juga bukan gunung juga, jadi gunung Salak memang ada.
Kemudian sesungguhnya ketentuan buat manusia itu ada bukunya masing-masing si A bukunya tidak akan tertukar dengan buku si B, begitu juga si C tidak akan tertukar dengan si A, sehingga baik buruk, susah senang ada program yang sudah di remote oleh Allah SWT untuk selalu kita terima kapan dan dimana remote akan dipencet hanya Allah SWT yang tahu.
Karena ketidaktahuan manusia, dan keingintahuan tentang sebuah nasib, maka masih banyak manusia yang pergi ke dukun-dukun untuk menerawang dan bersekutu dengan syetan, pergi ke gunung-gunung, menyepi, membawa sesajen, dll. agar dapat wangsit katanya. Nauzubillahi min dzalik.