Sabtu, 30 April 2011

Persahabatan

Sebuah perhelatan panjang perjalanan hidup manusia tidak luput dari pergaulan dalam berinteraksi dengan masyarakat dimana kita berada.
Maka sebuah persahabatan dapat dimungkinkan selalu terjadi bahkan selalu terbentuk manakala kita bersama-sama dari posisi yang dahulunya serba kekurangan menjadi serba berlebih dalam mendapatkan fasilitas dari Allah SWT.
Makan bersama dengan lauk seadanya sampai pada hari ini bahwa mau lauk apapun bisa..
Bertemu bersama, dari kolong rumah panggung dingin menyengat, tanpa keramik, tanpa alas, berhimpit-himpitan sampai pertemuan dari hotel-ke hotel sekarang telah bisa dilakukan..
Masak bersama, ikan asin, labu siem, daun kelor, kecipir, pucuk daun labu, sambal cobe' cobe' enak nian kita makan, sampai pada hari ini masak apapun bisa...
Berkendara bersama roda dua, dari malam sampai pagi, motor di titipkan pada pohon cemara dingin2 karena untuk menuju tempat pertemuan tidak bisa dilewati motor, jalan kakipun okelah padahal lagi shaum Ramadhan sampai pulalah ditempat safari Ramadhan.. sekarang sudah tidak kehujanan lagi untuk bertemu, sudah tidak kepanasan lagi untuk bertemu... sudah lancar tanpa hambatan... alhamdulillah.
Inilah sebuah persahabatan dikala susah dan senang, dikala kita masih tidur dikolong rumah panggung maupun dihotel-hotel, dikala roda dua ataupun roda empat, atau tanpa roda (pesawat: ada juga rodanya ya..), dikala sudah mepunyai penghasilan tetap ataupun waktu dulu belum ada penghasilan tetap.. semua berjalan dengan lancar-lancar aja...
Apakah jadinya jika semua fasilitas ini Allah cabut...
Apakah jadinya jika semua kemudahan sekarang ini Allah minta..
Apakah jadinya jika gemerlapan kenikmatan sekarang ini Allah minta dengan paksa...
Istiqamahkah kita.... Tsiqahkah kita.... atau sebaliknya kita kufur... kabur... bahkan tambah ngelantur..?
Kawan..
Indahnya persahaban ukuranya bukan kenikmatan dunia..
Indahnya persahabatan ukuranya bukan mewahnya dunia..
Indahnya persahabatan ukuranya bukan kelengkapan materi..
Mari kita tengok...
Bilal bin Rabbah ( seorah budak etiopia, hitam legam, hanya menjadi muazin) tapi..
Terompahnya beliau sudah terdengar di Syurga...
Bagaimana keistiqmahan beliau ketika disiksa oleh pembesar-pembesar Quraish? ditindih batu besarrrr, batu tersebut karena terlalu besar tinggal kepalanya saja yang terlihat.... disuruh kafir untuk mengucapkan latta, uza, mallatta.(sesembahan Quraish) ... Bilal tidak bergeming hanya menjawab Ahad, Ahad, Ahad...
Bilal mampu untuk istiqamah dalam kondisi kekurangan...
Ingatlah wahai Saudaraku... bahwa keistiqamahan beliua inilah kemudian terbawa sampai beliau menjadi pembesar...  kita tidak sangka sekaliber Bilal hitam, mantan budak, pada episode terakhir : Beliau menjadi seorang Gubernur di salah satu jazirah arab.... amazing...
Tidak luntur ketika susah.. dan terus bekerja untuk kaumnya
Tidak takabur ketika makmur... dan terus bekerja untuk amanah yang diterimnya
Sirah Bilal inilah yang saharusnya tetap terpatri dalam melanggengkan sebuah persahabatan...

Akankah kita bisa....
Lainsyakartum la azidanakum,,, walainkafartum inna 'adzabi lasyadidd"
Ayat ini tidak pandang bulu, apakah dia rakyat jelata, pembesar, anggota dewan, ketua partai, kepala kantor, presiden, menteri, raja, keturunan raja.... lubas semua, mari kita banyak bersyukur dan terus tetap berkarya...
Walaupun dalam kondisi kekurangan..
Bahkan harus lebih berprestasi jika memiliki fasilitas.... wallahu alam.