Rabu, 27 Juli 2016

Aja Seneng Metani Alaning Liyan

        
      Presiden Republik Indonesia Joko Widodo baru saja melakukan resafle Kabinet Kerjanya, tentu saja ada harapan yang baru ketika perubahan atau bisa dikatan penggantian tapi bukan dimaknai pergiliran "kekuasaan" dalam sebuah pemerintahan, karena Presiden Joko Widodo memang sedang menjalankan amanat dari UUD 1945, Pasal 17 (1). Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara ; (2). Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden; (3). Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan; (4). Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur dalam undang-undang.
         Maka dari itu proses pengantian pembantu-pembantunya dalam menjalankan roda pemerintahan menjadi hak prerogratif Bapak Presiden, sehingga keahlihan masing-masing menteri yang telah ditunjuk untuk membantunya, Presidenlah yang lebih mengetahui. 
         " Aja Seneng Metani Alaning Liyan"  dapat dan bisa dijadikan sandaran bahwa ketika seseorang sedang menjalankan tugasnya dan memang belum waktunya berakhir maka boleh-boleh saja mengganti orang-orang yang lebih pas untuk menduduki jabatan sesuai dengan ilmu yang dimilikinya, artinya bahwa evaluasi itu belum waktunya, baru bisa dilakukan evaluasi ya nanti 5 (lima) tahun yang akan datang terhadap kinerja seseorang, termasuk kinerja Presiden, dan yang lebih tau tentang perubahan pergerakan ekonomi, meningkatnya pertumbuhan ekonomi, meningkatnya nilai tukar rupiah, inflasi pertahunnya dalam periode berjalan, tentu saja Presiden lebih tau sehingga untuk lebih meningkatkan kinerja secara keseluruhan beliau mengganti dengan orang baru para pembantunya.
      
Maka dari itu sebagai orang jawa penulis teringat akan sebuah pepatah atau budaya luhur jawa yaitu  " Aja Seneng Metani Alaning Liyan" , jangan senang mencari-cari kesalahan orang lain, dalam budaya luhur jawa Metani kata dasarnya Petan=Cari, dapat awalan Me- menjadi kata kerja METANI=Mencari tapi perlu kita fahami bersama bahwa kata-kata jawa Metani itu khusus digunakan untuk kegiatan mencari kutu, Petanan.
        Mencari kutu di rambut kepala adalah pekerjaan yang sulit dan susah sekali untuk menemukannya, bagaimana tidak kutu rambut yang begitu kecil dicari-cari pelan dengan menggunakan tangan menyibakan rambut berurutan, sebuah pekerjaan yang amat sangat susah, dalam kaedah budaya jawa itulah aja seneng metani alaning liyan maksudnya jangan mencari kesalahan orang lain seperti mencari kutu di rambut kepala yang kadang tidak menemukan kutu, atau malah tidak menemukan kesalahan orang tersebut hanya ingin melakukan perbuatan untuk merendahkan orang laian tapi tidak ditemukan akhirnya muncul fitnah dikalangan masyarakat.
        Tentunya maksud tersebut adalah jangan sampai terjadi perpecahan masyarakat hanya perkara yang tidak jelas, yang diperlukan adalah bagaimana kehidupan bermasyarakat itu tenang tentram damai, karena fitnah akan berujung pada perpecahan jika sudah terjadi perpecahan maka masyarakat menjadi tidak fokus pada tujuan utama dalam berdampingan antar warga antar bangsa bahkan akan menimbulakan kerugian besar bagi bangsa dan negara ini.
       Maka aja seneng metani alaning liyan sebuah  budaya jawa  diambil dari filosofi luhur budi pekerti agar kita semua menjadi manusia yang paripurna.


Wallahu Alam