Cobalah bandingkan dengan
frasa ini, “ente jual ane beli” kira-kira sama bukan? dengan pemaknaan frasa
ente jual ane beli dan aku termuda tapi bukan yang terkecil ada optimisme
terhadap sesuatu hal ada kematangan dalam hal tertentu untuk bisa dibuktikan
secara kasat mata bahkan jika kita dapat memahami tentang frasa ente jual ane
beli dalam bahasa Betawinya ente jangan
macem-macem ama gue ye, he he.
Akan tetapi sesungguhnya
penggunaan frasa metafora dalam setiap kesempatan berkomunikasi sesuatu yang
tidak hanya menghormati pada lawan bicara tetapi juga menunjukan keseriusan secara
lugas yang ditujukan bagi sebagian yang lain dikesempatan tersebut dan pada
akhirnya sebuah pesan yang tersiratpun akan nyampai tanpa bersusah payah untuk
menjelaskan dengan landasan penelitian yang sangat rumit.
Ente kagak usah macem-macem deh
, ane memang paling muda dan ente juga gak usah banyak nanya bahwa ane itu
memang bukan yang terkecil, begitu tafsir dalam Betawi, sesungguhnya bukan
hanya demikian tentang tafsir dari frasa aku termuda dan aku bukan terkecil
tetapi ada simbiosis mutualisme saling memanfaatkan yang berujung pada
keberhasilan tujuan utama, arti optimismenya adalah bahwa akulah yang paling
muda tentunya siap untuk bekerjasama, siap untuk berdiskusi, siap untuk
berinovasi dan improfisasi dalam bekerja, dan karena aku adalah termuda akupun
dapat menciptakan prestasi dengan menjunjung tinggi profesionalisme hakiki,
begitulah memang sesuai dengan semboyan masyarakat Lampung, SANG BUMI RUWAI JURAI bersatunya antara dua golongan (ruwai dan
jurai) dalam membangun kesuksesan bersama, tidak melihat antara pendatang dan
pribumi tapi kebersamaan untuk mencapai tujuan adalah ujud persatuan antara
ruwai dan jurai.
Sepertinya aku termuda dan
aku bukan terkecil adalah terilhami dari sang bumi ruwai jurai, dua sisi yang berbeda tapi tetap
mengutamakan tujuan utama bersatu untuk nagari.
Ahlan wa sahlan, saudara dari
sahabatku