Jumat, 12 Agustus 2011

Tikus Pithi anata Baris


Jongko Joyo Boyo
dutulis oleh: Ronggowarsito (Nostradamus versi Jawa)

Iki sing dadi tandane zaman kolobendu
Ini yang menjadi tanda zaman kehancuran

1. Lindu ping pitu sedino
1. Gempa bumi 7 x sehari
2. Lemah bengkah
2. Tanah pecah merekah
3. Manungsa pating galuruh, akeh kang nandang lara
3. Manusia berguguran, banyak yang ditimpa sakit
4. Pagebluk rupo-rupo
4. Bencana bermacam-macam
5. Mung setitik sing mari akeh-akehe pada mati
5. Hanya sedikit yang sembuh kebanyakan meninggal

Zaman kalabendu iku wiwit yen
Zaman ini ditandai dengan

1. Wis ana kreto mlaku tampo jaran
1. Sudah ada kereta yang berjalan tanpa kuda
2. Tanah jawa kalungan wesi
2. Tanah Jawa dikelilingi besi (mungkin maksudnya Rel kereta kali ya)
3. Prau mlaku ing nduwur awang-awang
3. Perahu berjalan di atas awan melayang layang
4. Kali ilang kedunge
4. Sungai kehilangan danaunya
5. Pasar ilang kumandange
5. Pasar kehilangan keramaianya
6. Wong nemoni wolak-walik ing zaman
6. Manusia menemukan jaman yang terbolak-balik
7. Jaran doyan sambel
7. Kuda doyan makan sambal
8. Wong wadon menganggo lanang
8. Orang perempuan mempergunakan busana laki-laki

Zaman kalabendu iku koyo-koyo zaman kasukan, zaman kanikmatan donya, nanging zaman iku sabenere zaman ajur lan bubrahing donya
Zaman kalabendu itu seperti jaman yang menyenangkan, jaman kenikmatan dunia, tetapi jaman itu sebenarnya jaman kehancuran dan berantakannya dunia

1. Mulane akeh bapak lali anak
1. Oleh sebab itu banyak bapak lupa sama anaknya
2. Akeh anak wani ngalawan ibu lan nantang bapak
2. Banyak anak yang berani melawan ibu dan menantang bapaknya
3. Sedulur pada cidro cinidro
3. Sesama saudara saling berkelahi
4. Wong wadon ilang kawirangane, wong lanang ilang kaprawirane
4. Perempuan kehilangan rasa malunya, Laki-laki kehilangan rasa kejantanannya
5. Akeh wong lanang ora duwe bojo
5. Banyak Laki laki tidak punya istri
6. Akeh wong wadon ora setia karo bojone
6. Banyak perempuan yang tidak setia pada suaminya
7. Akeh ibu pada ngedol anake
7. Banyak ibu yang menjual anaknya
8. Akeh wong wadon ngedol awakke
8. Banyak perempuan yang menjual dirinya
9. Akeh wong ijol bojo
9. Banyak orang yang tukar menukar pasangan
10. Akeh udan salah mongso
10. Sering terjadi hujan salah musim
11. Akeh prawan tuwo
11. Banyak Perawan Tua
12. Akeh rondo ngalairake anak
12. Banyak janda yang melahirkan anak
13. Akeh jabang bayi nggoleki bapake
13. Banyak bayi yang lahir tanpa bapak
14. Wong wodan ngalamar wong lanang
14. Perempuan melamar laki-laki
15. Wong lanang ngasorake, drajate dewe
15. Laki-laki merendahkan derajatnya sendiri
16. Akeh bocah kowar
16. Banyak anak lahir di luar nikah
17. Rondo murah regane
17. Janda murah harganya
18. Rondo ajine mung sak sen loro
18. Janda nilainya hanya satu sen untuk dua
19. Prawan rong sen loro
19. Perawan nilainya dua sen untuk dua
20. Dudo pincang payu sangang wong
20. Duda berharga 9 orang

Zamane zaman edan
Zamannya Zaman Gila/Sinting

1. Wong wadon nunggang jaran
1. Perempuan menunggang Kuda
2. Wong lanang lungguh plengki
2. Laki-laki berpangku tangan
3. Wong bener tenger-tenger
3. Orang yang benar cuma bisa bengong
4. Wong salah bungah-bungah
4. Orang yang melakukan kesalahan berpesta pora
5. Wong apik ditapik-tampik
5. Orang Baik di singkirkan
6. Wong bejat munggah pangkat
6. Orang Yang kelakuannya bejat malah naik pangkat
7. Akeh ndandhang diunekake kuntul
7. Banyak komentar yang tidak ada isinya
8. Wong salah dianggap bener
8. Orang salah diangap benar
9. Wong lugu kebelenggu
9. Orang lugu dibelenggu
10. Wong mulyo dikunjara
10. Orang mulia dipenjara
11. Sing culika mulya, sing jujur kojur
11. Yang salah mulia, yang jujur hancur
12. Para laku dagang akeh sing keplanggrang
12. Pedagang banyak yang menyeleweng
13. Wong main akeh sing ndadi
13. Orang berjudi semakin menjadi
14. Linak lijo linggo lica, lali anak lali bojo, lali tangga lali konco
14. Lupa anak dan pasangan, lupa tetangga dan teman
15. Duwit lan kringet mug dadi wolak-walik kertu
15. Uang dan keringat hanya untuk berjudi
16. Kertu gede dibukake, ngguyu pating cekakak
16. Kartu besar dibuka, tertawa terbahak-bahak
17. Ning mulih main kantonge kempes
17. Tapi waktu pulang main kantongnya kosong
18. Krugu bojo lan anak nangis ora di rewes
18. Denger anak istri nangis tidak digubris

Abote koyo ngopo sa bisa-bisane aja nganti wong kelut,keliring zaman kalabendu iku.
Seberat apapun jangan sampai ikut larut dalam warna-warni zaman kalabendu.

Amargo zaman iku bakal sirno lan gantine joiku zaman ratu adil, zaman kamulyan. Mula sing tatag, sing tabah, sing kukuh, jo kepranan ombyak ing zaman Entenana zamanne kamulyan zamaning ratu adil.
Sebab jaman itu bakal sirna dan diganti dengan jaman Ratu adil, jaman kemuliaan, karena itu yang tegar, yang tabah, yang kokoh, Jangan melakukan hal bodoh. Tunggulah jaman kemuliaan jamannya Ratu adil. Wallahu A'lam.

Selamat, Shaum hari ke 12, 12 Ramadhan 1432 H, 12 Agustus 2011
Menandai, ke 1000 blog saya di kunjungi pembaca.

Senin, 08 Agustus 2011

PINTU


Ketika kita melihat atau mendengar ucapan "PINTU" terbayang oleh kita bahwa yang tergambarkan oleh otak ini adalah sebuah persegi empat, berdiri lebar 1,5 meter berada di tengah sebuah bangunan.

Atau yang terfikirkan adalah tempat untuk keluar dan masuk dari dan ke suatu tempat, untuk menuju tempat lain.

Atau yang nyaris setiap orang pasti sama imanjinasinya adalah tempat masuk di sebuah rumah/tempat tinggal.

Ternyata persepsi kita tentang "PINTU" ini hanya sebatas tempat masuk ke sebuah rumah di dunia saja, ini menunjukan bahwa daya ingat kita sebagai manusia cukup lemah dalam hal memahami PINTU dalam pegertian harfiah semata, tapi kalau kita bisa memaknainya secara luas bahwa segala sesuatu tidak akan lancar jika tidak melalui sebuah PINTU, semua urusan tidak akan selesai jika tidak melewati sebuah pintu, atau bolehlah kita mengatakan bahwa PINTU adalah kunci menuju "sukses"...

Coba kita bayangkan jika rumah kita tidak berpintu, maka kita tidak akan sukses memasuki rumah..
Coba bayangkan jika WC kita tidak berpintu, maka yakinlah bahwa kita tidak akan sukses buang hajat...
Coba bayangkan jika kantor kita tak berpintu, pasti kerjaan tidak akan sukses...
Nah, lucunya lagi sudah dipasang pintu, dirusak pula (Seperti KRL JABODETABEK)...
apa enaknya naik KRL tanpa pintu... dingin masuk angin, dll.

Tapi bagi orang-orang yang naik KRL di atap dia pasti akan berdalih nih gue SUKSES naik di atap, elu bisa kagak... SUKSES kagak bayar tiket... elu bisa gak...

Itulah sebuah gambaran tentang betapa pentingnya sebuah PINTU, sehingga orang akan memaksakan diri untuk memoles PINTU rumahnya ketika lebaran tlah tiba...
Atau ada orang yang memaksakan diri setelah dihitung-hitung tidak sesuai dengan fengsui, kita puter pintunya jadi menghadap ke atas.... walah yo nganeh-nganehi...

Wong jelas-jelas aturannya sudah begitu, tidak usah dibuat-buat untuk bisa berkelit menghilangkan jejak agar tidak bisa ditangkap, paspor negara lain lah... kira-kira nganeh nganehi gak.

Nah, coba bagi kita yang sudah berkeliling Indonesia, pasti akan menemukan hal-hal aneh(maksud saya ada yang beda) ketika kita melihat pintu-pintu rumah adat suku-suku di Indonesia.

Pintu Tongkonan (Rumah adat Tanatoraja), Pintu Rumah JOglo (rumah adat Jawa), Pintu Rumah Bugis, Pintu Rumah Adat Sunda, Pintu Rumah Tionghoa(yang pasti ada unsur warna merah), beda-beda kan...

Tapi, hakekatnya adalah sama, yaitu tempat masuk kesebuah ruangan lain...
Pasti ada puluhan atau bahkan ratusan model-model pintu di seluruh rumah-rumah adat di seluruh Indonesia, inilah khasanah Yang bolehlah saya menafsirkan "berbeda-beda BENTUK, tapi tetap satu TEMPAT MASUK"..
Jadi kesimpulannya Pintu adalah tempat Masuk.

Ternya Pintu, juga ada di alam akherat kelak, bahwa kita manusia akan masuk ke Syurga melaluie pintu mana?
Mari kita tengok:

Dari Abi Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda:
"Barang siapa memberi nafkah isterinya di jalan Allah, maka akan dipanggil dari pintu surga, 'Wahai Hamba Allah! Ini adalah pintu kebaikan.'
Barangsiapa termasuk ahli salat, maka akan dipanggil dari pintu al-Shalah. Barangsiapa termasuk ahli jihad, maka akan dipanggil dari pintu al-Jihad. Barangsiapa termasuk ahli puasa, maka akan dipanggil dari pintu al-Rayyan.
Dan barangsiapa termasuk ahli sedekah, maka akan dipanggil dari pintu al-Shadaqah. Abu Bakar lantas berkata, 'Demi engkau dan ibuku (ummul mukminin), ya, Rasulullah! Apakah seseorang harus dipanggil dari pintu-pintu itu, dan adakah seseorang yang dipanggil dari pintu-pintu itu seluruhnya?' Rasulullah menjawab, 'Iya. Dan aku berharap semoga engkau termasuk dari mereka." (HR. al-Bukhari).

Maka apa yang telah digambarkan dalam AL-Qur'an dalam Surat AN-Nuur ayat 34, begitu jelas bahwa laki-laki dan perempuan-perempuan shalehah yang menjalankan perintah ALlah SWT maka akan dipanggil melalui pintu Kebaikan.

Begitu juga dengan Laki-laki dan perempuan-perempuan yang Puasa juga akan dipanggil lewat pintu Ar Rayan.
Rasulullah Saw. bersabda:
"Sesungguhnya di dalam surga terdapat satu pintu yang dinamakan pintu 'al-Rayan' yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa.
Ditanyakan (oleh pintu tersebut):
'Di manakah orang-orang yang berpuasa?' Maka mereka pun masuk dari pintu tersebut.
Setelah semua orang yang berpuasa memasukinya, pintu itu pun ditutup dan tak akan ada lagi yang masuk melaluinya." (HR. Muslim, dari Sahl Ibn Sa'd).

Delapan hari tlah berlalu kita berpuasa di Ramadhan 1432H,
wahai anak-anakku, mudah2an engkau dipanggil lewat salah satu dari delapan pintu-pintu syurga kelak, jadikanlah Ramadhan ini seperti Ramadhan-Ramadhan di tahun 1425 H ketika kita di Rantau Orang, Bumi Sawerigading, Amin.
Kenangan bersama kucing kesayangan kita BAWEL namanya(dia hilang entah kemana ketika kita pindah kontrakan dari BTN Merdeka BLok K No.7 Beriningin Jaya ke Jalan Merdeka,Palopo ketika itu Bawel dibawa, dan kemudian karena suasana baru dia lari, setelah itu entah kemana... Selamat tinggal Bawel),
Teringat keceriaan kita selepas menjalankan Puasa penuh di Ramadhan 1425 H, walau usiamu waktu itu, masih SD dan TK, bahkan Teteh dan Bia masih belum sekolah, baru TK.
Amin.

Ya, Rabbi lakal hamdu kama yambaghijalaali wajhika wa'azhiimi sulthonik.
Amin Ya Rabbal Alamin.
BATAM, 8 Ramadhan 1432 H.
8 Agustus 2011