Senin, 08 Agustus 2011

PINTU


Ketika kita melihat atau mendengar ucapan "PINTU" terbayang oleh kita bahwa yang tergambarkan oleh otak ini adalah sebuah persegi empat, berdiri lebar 1,5 meter berada di tengah sebuah bangunan.

Atau yang terfikirkan adalah tempat untuk keluar dan masuk dari dan ke suatu tempat, untuk menuju tempat lain.

Atau yang nyaris setiap orang pasti sama imanjinasinya adalah tempat masuk di sebuah rumah/tempat tinggal.

Ternyata persepsi kita tentang "PINTU" ini hanya sebatas tempat masuk ke sebuah rumah di dunia saja, ini menunjukan bahwa daya ingat kita sebagai manusia cukup lemah dalam hal memahami PINTU dalam pegertian harfiah semata, tapi kalau kita bisa memaknainya secara luas bahwa segala sesuatu tidak akan lancar jika tidak melalui sebuah PINTU, semua urusan tidak akan selesai jika tidak melewati sebuah pintu, atau bolehlah kita mengatakan bahwa PINTU adalah kunci menuju "sukses"...

Coba kita bayangkan jika rumah kita tidak berpintu, maka kita tidak akan sukses memasuki rumah..
Coba bayangkan jika WC kita tidak berpintu, maka yakinlah bahwa kita tidak akan sukses buang hajat...
Coba bayangkan jika kantor kita tak berpintu, pasti kerjaan tidak akan sukses...
Nah, lucunya lagi sudah dipasang pintu, dirusak pula (Seperti KRL JABODETABEK)...
apa enaknya naik KRL tanpa pintu... dingin masuk angin, dll.

Tapi bagi orang-orang yang naik KRL di atap dia pasti akan berdalih nih gue SUKSES naik di atap, elu bisa kagak... SUKSES kagak bayar tiket... elu bisa gak...

Itulah sebuah gambaran tentang betapa pentingnya sebuah PINTU, sehingga orang akan memaksakan diri untuk memoles PINTU rumahnya ketika lebaran tlah tiba...
Atau ada orang yang memaksakan diri setelah dihitung-hitung tidak sesuai dengan fengsui, kita puter pintunya jadi menghadap ke atas.... walah yo nganeh-nganehi...

Wong jelas-jelas aturannya sudah begitu, tidak usah dibuat-buat untuk bisa berkelit menghilangkan jejak agar tidak bisa ditangkap, paspor negara lain lah... kira-kira nganeh nganehi gak.

Nah, coba bagi kita yang sudah berkeliling Indonesia, pasti akan menemukan hal-hal aneh(maksud saya ada yang beda) ketika kita melihat pintu-pintu rumah adat suku-suku di Indonesia.

Pintu Tongkonan (Rumah adat Tanatoraja), Pintu Rumah JOglo (rumah adat Jawa), Pintu Rumah Bugis, Pintu Rumah Adat Sunda, Pintu Rumah Tionghoa(yang pasti ada unsur warna merah), beda-beda kan...

Tapi, hakekatnya adalah sama, yaitu tempat masuk kesebuah ruangan lain...
Pasti ada puluhan atau bahkan ratusan model-model pintu di seluruh rumah-rumah adat di seluruh Indonesia, inilah khasanah Yang bolehlah saya menafsirkan "berbeda-beda BENTUK, tapi tetap satu TEMPAT MASUK"..
Jadi kesimpulannya Pintu adalah tempat Masuk.

Ternya Pintu, juga ada di alam akherat kelak, bahwa kita manusia akan masuk ke Syurga melaluie pintu mana?
Mari kita tengok:

Dari Abi Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda:
"Barang siapa memberi nafkah isterinya di jalan Allah, maka akan dipanggil dari pintu surga, 'Wahai Hamba Allah! Ini adalah pintu kebaikan.'
Barangsiapa termasuk ahli salat, maka akan dipanggil dari pintu al-Shalah. Barangsiapa termasuk ahli jihad, maka akan dipanggil dari pintu al-Jihad. Barangsiapa termasuk ahli puasa, maka akan dipanggil dari pintu al-Rayyan.
Dan barangsiapa termasuk ahli sedekah, maka akan dipanggil dari pintu al-Shadaqah. Abu Bakar lantas berkata, 'Demi engkau dan ibuku (ummul mukminin), ya, Rasulullah! Apakah seseorang harus dipanggil dari pintu-pintu itu, dan adakah seseorang yang dipanggil dari pintu-pintu itu seluruhnya?' Rasulullah menjawab, 'Iya. Dan aku berharap semoga engkau termasuk dari mereka." (HR. al-Bukhari).

Maka apa yang telah digambarkan dalam AL-Qur'an dalam Surat AN-Nuur ayat 34, begitu jelas bahwa laki-laki dan perempuan-perempuan shalehah yang menjalankan perintah ALlah SWT maka akan dipanggil melalui pintu Kebaikan.

Begitu juga dengan Laki-laki dan perempuan-perempuan yang Puasa juga akan dipanggil lewat pintu Ar Rayan.
Rasulullah Saw. bersabda:
"Sesungguhnya di dalam surga terdapat satu pintu yang dinamakan pintu 'al-Rayan' yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa.
Ditanyakan (oleh pintu tersebut):
'Di manakah orang-orang yang berpuasa?' Maka mereka pun masuk dari pintu tersebut.
Setelah semua orang yang berpuasa memasukinya, pintu itu pun ditutup dan tak akan ada lagi yang masuk melaluinya." (HR. Muslim, dari Sahl Ibn Sa'd).

Delapan hari tlah berlalu kita berpuasa di Ramadhan 1432H,
wahai anak-anakku, mudah2an engkau dipanggil lewat salah satu dari delapan pintu-pintu syurga kelak, jadikanlah Ramadhan ini seperti Ramadhan-Ramadhan di tahun 1425 H ketika kita di Rantau Orang, Bumi Sawerigading, Amin.
Kenangan bersama kucing kesayangan kita BAWEL namanya(dia hilang entah kemana ketika kita pindah kontrakan dari BTN Merdeka BLok K No.7 Beriningin Jaya ke Jalan Merdeka,Palopo ketika itu Bawel dibawa, dan kemudian karena suasana baru dia lari, setelah itu entah kemana... Selamat tinggal Bawel),
Teringat keceriaan kita selepas menjalankan Puasa penuh di Ramadhan 1425 H, walau usiamu waktu itu, masih SD dan TK, bahkan Teteh dan Bia masih belum sekolah, baru TK.
Amin.

Ya, Rabbi lakal hamdu kama yambaghijalaali wajhika wa'azhiimi sulthonik.
Amin Ya Rabbal Alamin.
BATAM, 8 Ramadhan 1432 H.
8 Agustus 2011