Koleksi Pribadi, Teluk Penyu, Cilacap |
"KEBERHASILAN"
itu muncul ketika sabar mulai "menjalar", begitu kira-kira penafsiran
penulis terhadap judul di atas.
Perlu diketahui
bersama bahwa salah satu prinsip hidup orang jawa itu adalah "Suro
Diro Joyodiningrat Lebur Dening Pangastuti", yang dipopulerkan
oleh Kyai Ranggawartsito III atau Ki Ranggawarsito III beliau adalah keturunan
bangsawan Keraton Surakarta dari keturunan ayah beliau adalah keturunan ke-10
dari Sultan Hadiwijoyo pendiri kerajaan Pajang, dari Ibu beliau adalah
keturunan ke-13 dari Sultan Trengono Raja Demak ke-3, Ranggawarsito itu dalah
sebuah gelar, sementara yang mempopulerkan salah satu prinsip hidup orang jawa
tersebut adalah Ranggawarsito III yang nama aslinya adalah Bagus Burhan sewaktu
kecil, atau setelah dewasa menjadai nama Raden Ngabehi Ranggawarsito ayahnya
bernama RM. Ng. Panjangswara/Ranggawarsito II Ibunya bernama Nyai Ajeng
Ranggawarsito, beliau lahir 14 Maret 1802 dan wafat 1873.
Setelah usia dua belas tahun,
kakeknya mengirimkan ke Pesantren Gerbang Tinatar, Tegalsari, Ponorogo Jawa
Timur sebagai pengasuh pesantren tersebut adalah Kyai Kasan(Hasan) Besari
(Basri) seorang ulama yang dikenal keluasan ilmunya , Kasan Besari adalah
menantu Paku Buwono IV dan pernah menuntut ilmu ke Satronagoro yakni kakek
Bagus Burhan.
Tentu saja
sekaliber Ranggawarsito III sampai bisa menciptakan salah satu prinsip hidup
orang jawa yang sangat terkenal ini bukan merupakan hasil perenungan tetapi
hasil laku lampah ngaji sebagai santri di Pesantren.
Cukup
panjang ceritanya jika kita kupas tentang beliau ini tapi cukuplah penjelasan
di atas untuk membukakan pemikiran kita tentang siapa sesungguhnya
Ranggawarsito III ini.
Dalam
rangka untuk memudahkan pemahaman kita tentang
prinsip hidup orang jawa Suro
Diro Jayadiningrat Lebur Dening Pangastuti dapat penulis ungkapakna sebabagai
berikut :
Suro artinya adalah keberanian. Setiap
manusia pasti memiliki sifat ini. Jika dibiarkan, maka sifat ini dapat saja
mengarah kepada ketidakbenaran.
Diro
artinya adalah kekuatan. Setiap manusia punya potensi kekuatan luar biasa jika
diberdayakan, baik lahir maupun batin.
Joyo
artinya adalah kejayaan atau jaya. Jika seseorang mengalami kejayaan, bisa saja
menjadi angkuh dan sombong hingga sewenang-wenang.
Ningrat artinya adalah darah biru atau bisa
juga bermakna banyak harta. Menggambarkan seorang pejabat yang memiliki
wewenang.
Lebur artinya adalah hancur atau musnah.
Dapat pula diartikan sebagai menyerah, tunduk, sirna atau hilang.
Dening artinya adalah dengan. Bahasa ini
diserap dari bahasa Jawa modern sebagai kata penghubung.
Pangastuti artinya adalah kebaikan, kebajikan,
kebenaran atau kasih sayang. Dewasa ini jarang sekali orang yang berpijak pada
pangastuti, sehingga slogan ini mengingatkan kembali untuk selalu berpedoman
pada pangastuti, semakna dengan dharma atau kebaikan.
Nah,
jika dirangkai menjadi kalimat, kata per kata itu memiliki makna yang dirangkai
menjadi sebagai berikut:
“Kekuatan, kejayaan dan
kewenangan dapat hancur dengan kebajikan.”
Maksudnya,
betapapun Anda ditopang dengan kekuatan, kejayaan dan kewenangan (seorang
ningrat), jika digunakan untuk kejahatan, maka akan musnah dengan kebaikan,
kebenaran dan kasih sayang.
Maka
sebuah keberhasilan bukan didapatkan dengan mudah atau ibarat membalikan
telapak tangan saja ternyata perlu perjuangan bahkan juga diperlukan prihatin (
bahasa Indonesinya apa ya), bertahun-tahun, kerja keras bertahun tahun, banting
tulang bertahun tahun, bertahun-tahun keliling Indonesia, naik gunung turun
gurnung susah sedih ditanggung sendiri dan keluarga selama bertahun tahun.
Bahkan untuk merdeka dari penjajahan Indonesia butuh waktu 350 tahun !!! waktu
yang cukup panjang bukan?
Artinya periodesasi terhadap sebuah keberhasilan setiap orang tidaklah sama
kurun waktunya, sehingga tidak bisa membandingkan dengan orang lain atau tidak
bisa disamakan dengan keberhasilan orang lain, disinilah letak perbedaanya.
Nilai
yang akan diberikan oleh Allah SWT adalah bukan pada polah tingkah kita untuk
menggapai sebuah keberhasilan atau kesuksesan, akan tetapi terletak pada
ketakwaan pada sebuah keberhasilan, kenapa? Karena jika berbicara masalah
keberhasilan atau kesuksesan sesungguhnya adalah nisbi, sementara paling lama
jika seorang abdi negara hanya sampai umur 58 tahun kemudian pensiun, kenapa
ketakwaan yang perlu dibina? Karena jika ketaqwaan pada sang Maha Kuasa dipupuk
dan selalu ditingkatkan pemahamannya pada setiap manusia maka menjadi faham
bahwa sebuah keberhasilan jabatan akan dimintakan pertanggungjawaban, bagaimana
memperoleh jabatan tersebut, dengan cara apa memperoleh keberhasilan menjadi
pejabat negara? Dan seterusnya dan seterusnya, bahkan Allah SWT berfirman:
“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan
dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?” (QS. Qiyamah: 36)
Oleh karena itu hendaknya kita
berhati-hati dalam berucap dan berbuat, karena semua pasti akan dimintai
pertanggungjawaban oleh Allah Ta’ala di akhirat.
“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS. Al Isra’: 36)
Dan balasan yang disediakan oleh Allah
Ta’ala di akhirat kelak sesuai dengan amalnya di dunia. Perhatikanlah firman
Allah Ta’ala,
“Bagi orang-orang yang memenuhi seruan
Tuhannya, (disediakan) pembalasan yang baik. Dan orang-orang yang tidak
memenuhi seruan Tuhan, sekiranya mereka mempunyai semua (kekayaan) yang ada di
bumi dan (ditambah) sebanyak isi bumi itu lagi besertanya, niscaya mereka akan
menebus dirinya dengan kekayaan itu. Orang-orang itu disediakan baginya hisab yang
buruk dan tempat kediaman mereka ialah Jahanam dan itulah seburuk-buruk tempat
kediaman.” (QS. Ar-Ra’du:18)
Maka dari itu jika pada hari ini tidak berhasil, lakukan berkeras usahanya
untuk esok, jika tidak berhasil esok, maka lusa berkeras usahanya, jika lusa
tidak berhasil juga berkeras lagi untuk masa waktu yang akan datang, tidak ada
kata berhenti untuk sebuah keberhasilan tetapi harus bertaqwa kepada Allah SWT
yang Maha Kuasa.
Sehingga KEBERHASILAN itu muncul ketika sabar mulai menjalar, adalah
sebuah konsep hidup berlandaskan ketaqwaan Illahiyah, bagaimana tidak? lah wong
untuk sedetik kedepan saja kita sebagai manusia tidak tau apa yang akan terjadi?
Marilah kita lihat, anjurannya untuk mencapai sebuah
keberhasilan yang sudah ada prinsipnya pada Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 153
yaitu :
يَا أَيُّهَا
الَّذِيْنَ آمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَ الصَّلاَةِ إِنَّ اللهَ مَعَ
الصَّابِرِيْن
Wahai orang-orang yang beriman !
Mohonlah pertolongan dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar." (QS. Albaqarah
ayat 153).
Bertahun-tahun Nabi Ayub menderita penyakit ,
sehingga tersisih dari anak isteri; akhirnya penyakitnya disembuhkan Allah SWT
dan setelah pulang ke rumah didapatinya anak yang 10 telah menjadi 20, karena
semua sudah kawin dan sudah beranak pula. Nabi Ibrahim dapat menyempurnakan
kalimat-kalimat ujian Allah SWT karena sabar. Demikianlah Nabi Musa dengan
Bani-Israil. Nabi Ismail membangun angkatan Arab yang baru. Nabi Isa
dengan Hawariyin semuanya dengan sabar.
Ada Nabi yang nyaris kena hukuman karena tidak sabar; yaitu Nabi Yunus.
Ditinggalkannya kaumnya karena seruannya tidak diperdulikan. Maka Allah SWT
melatih jiwa beliau ditakdirkan masuk perut ikan beberapa hari lamanya,
setelah keluar dari sana dia membangun diri lagi dengan kesabaran.
Lebih 25 tahun Nabi Ya'kub sabar menunggu pulang anaknya yang hilang,
sampai berputih mata; akhirnya anaknya Nabi Yusuf kembali juga. Tujuh tahun
Nabi Yusuf menderita penjara karena fitnah; dengan sabarnya dia jalani
nasibnya; akhirnya dia dipanggil menjadi Menteri Besar.
Maka sabar dan
shalat adalah kekuatan untuk tetap berusaha dalam mancapai keberhasilan,
sehingga konsep prinsip orang jawa Suro Diro Joyodiningrat Lebur Dening
Pangastuti, termanifestasikan dengan "KEBERHASILAN" akan muncul
ketika sabar mulai "menjalar", diimbangi dengan ketaqwaan padaNYa silahkan dicoba.