Senin, 24 Juli 2023

DANDANG DIKANDAKKE KUNTUL , KUNTUL DIKANDAKE DANDANG

Pada hari ini dunia maya makin menggejala bahkan membuat setiap oran terpana atas apa yang dilihat dan terpampang di sana. Dari masalah pribadi, politik, ekonomi, bahkan mengumbar harga diri demi mendapatkan viewer dan rating dan bercuan dilakukan, dengan masif tanpa ada malu dan merasa sudah bebas sebebas bebasnya mengumbarnya, apalagi difasilitasi dengan berbagai aplikasi di gedget yang dengan muda dapat didownload pada alat komunikasi.

Maka Dandang bisa jadi Kuntul, dan Kuntul bisa jadi Dandang pada dunia maya sekarang ini, Dandang adalah jenis burung pemakan ikan disungai, biasa digunakan oleh nelayan untuk menemani mencari ikan, paruhnya panjang. Sedangkan Kuntul adalah burung yang biasa di sawah warna putih leher panjang dan pemakan katak juga ikan, beda jenis dengan Dandang.

Di dunia sosial media, sangat mungkin dan sering terjadi bahwa apa yang diungkapkan beda dengan kenyataanya, apa yang disampaikan tidak sama dengan aslinya, artinya bahwa seharusnya Dandang dibilang Kuntul, seharusnya Kuntul dibilang Dandang.

Itulah saat sekarang maka pandai pandailan dalam menerima informasi dalam dunia sekarang sebab jika salah menerima informasi maka akan membuat kita tidak tepat dalam berbuat tidak tepat dalam melakukan tindakan.

Akan tetapi ternyata ada juga yang memproduksi secara sistemis dan provokatif membuat berita yang sebetulnya Dandang dibuat dan diberitakan menjadi Kuntul, secara masif dan terus menerus diciptakan walau tidak muncul siapa pelakunya tapi jika dicermati polanya sama dan sasaranyapun sama kepada siapa mereka membuat berita Kuntul jadi Dandang, sepertinya dunia ini akan dipenuhi dengan Dandang dikatakan Kuntul dan Kuntul dikatakan Danddang, jika orang-orang baik mendiamkan saja dunia maya, dunia sosmed dipenuhi oleh informasi yang diputar balikan, tanpa ada yang muncul orang-orang yang baik bermain juga di dunia maya.

Ibarat sebuah pabrik, memproduksi Dandang menjadi Kuntul itu macam sudah menjadi mata pencaharian, sehingga para pekerja yang berada di pabrik tersebut sudah tercuci otaknya, sudah tidak normal lagi bahkan seperti sudah gila, apa yang dia buat dan ciptakan sudah tidak mempertimbangkan baik buruk, sudah menyingkirkan hari nurani, yang penting dalam pikiran yang punya pabrik dan pekerjanya mendapatkan cuan berlimpah, mendapatkan sesuap nasi, mendapatkan secangkir kopi, tidak menimbang apa yang diproduksi adalah menjadi berdampak rusak tatanan dunia olehnya.

Kemudian apa yang harus kita lakukan dalam dunia penuh Dandang di beritakan Kuntul dan Kuntul diberitakan Dandang, jika kita manusi yang hidup alam ini pasti punya budaya leluhur apapun suku kita, budaya leluhur tidak pernah mengajarkan perbuatan tercela, tidak ada ajaran yang mengajarkan pada kita sesuai budaya kita baik suku jawa, sunda, batak, ambon, papua, dayak, bugis, dll untuk berbuat tercela pada orang lain, adakah yang mengajarkan nenek moyang kita untuk berbuat bengis pada sesama, untuk berbuat keji pada sesama, untuk menyakiti sesama, tentu saja tidak ada. 

Kok sekarang jadi bar-bar pada sesama, kok sekarang jadi keji pada sesama, berapa sih harga sebuah kopi, berapasih harga sebuah nasi bungkus, jika dibandingkan dengan budaya leluhur yang apik halus, rukun, tidak culas, tidak brangasan pada sesama.... 

Maka kita introspeksi pada diri kita, ada apa dengan kita, kok menjadi bar bar pada sesama, pada keji ke sama, pasti ada yang tidak beres...atau otak kita sudah dibalik oleh sistem yang di cangkokkan pada pembuluh darah, sehingga darah kita tidak bersih lagi, sudah kotor dan bau busuk.

Maka berdekatlah pada Allah SWT karena Tuhan pasti punya cara untuk membersihkannya yang tidak kita pikirkan sebelumnya, seperti kasus di Polri dan di Pajak Kemenkeu, itu cara Allah SWT membersihkannya.

Mari kita tungu dan tetap sabar. wallahu alam