Senin, 22 Agustus 2016

SING ONO DIKERJAKNE, SING RA ONO RA SAH DIAREP-AREP

         Berbagi cerita kehidupan dalam hitungan waktu setiap manusia memiliki berbagai suka dan duka ketika perjalanan  panjang  menempuh kehidupan dunia. Sehingga ruang dan waktulah sesungguhnya menjadi saksi setiap detik, menit, senang, gembira, duka dan lara menjadi rantai saling taut mentaut begitu panjang mempersambungkan kehidupan itu sendiri.
        Sepertinya baru kemarin menimang-nimang buah hati sebagai bukti cinta kasih kami berdua, sepertinya baru kemarin kita bercanda, bersenda gurau bersama-sama, bercerita bersama-sama ternyata tahun berganti tahun, sudah cukup panjang perjalanan ini kita lalui , bagaimana tidak sekarang hari ini dan tahun ini perjalanan itu sudah mulai bergerak maju menuju kedewasaan masing-masing. Mereka sudah memiliki dunianya masing-masing, dunia yang sudah dikenalkan semasa dalam kandungan bundanya, tentu tidak berlebihan bahwa penggangan erat sudah di canangkan, pijakan pun sudah di kokohkan, kail pun

sudah dipersiapkan, ya memang kita akan kasih kail untuk memancing ikan, kata bundanya anak-anak kalian dikasih kail untuk memancingnya, tentu saja berapa besar ikan yang akan kalian dapatkan, tergantung bagaimana kelihaian kalian memancing dan mensiasati kail yang sedang dipersiapkan dan akan kalian pergunakan untuk mencapai kesuksesan dan keberkahan dunia.
        Maka "SING ONO DIKERJAKNE" yang ada pada hari ini kerjakan saja dengan profesional, laksanakan saja dengan tulus dan ikhlas, ikuti saja sesuai aturan mainnya, kejar dengan kemampuan yang ada, gapai dengan keahlian yang ada pada hari ini, sehingga hasil yang dicapai adalah merupakan proses perjuangan kalian untuk menggapai sebuah cita. 
          Tak sedikit keberhasilan seseorang untuk mencapai kesuksesan hanya menggunakan apa yang dimilikinya, apa yang dia kuasai, apa yang sesuai dengan kemampuannya, tidak perlu menjadi orang lain, jadilah diri sendiri, karena apapun yang dikerjakan pada hari ini, tidak akan sama hasilnya, walaupun cara dan metodenya sama, karena ruang dan waktulah yang membedakan walau metode dan cara yang sama. .
"SING RA ONO RA SAH DI AREP-AREP" maksudnya adalah bahwasanya keberadaan sesuatu itu menjadi ada atau tidak ada bukan wewenang kita untuk maksakan menjadi ada atau maksa untuk harus ada, itu adalah wewenang-Nya kapan dan dimana sesuatu yang kita harapkan akan muncul, atau barangkali bisa kita anggap bahwa yang kita perlukan pada hari ini adalah yang ada di hari ini, untuk hari esok tugas kita adalah berusaha di hari ini dan  tawakallallah, adalah kunci menggapai kesuksesan. 
         Menjadi sangat berbeda jika kemudian sesuatu yang kita inginkan harus ada dan harus terpenuhi, " sedek senyet " adalah menyalahi aturan Illahiah. Tentunya menyalahi akan hakeket kemanusiaan yang berketuhanan, manusia prinsipnya tentu tidak terlepas dari kehendakNya, jika keinginan setiap manusia akan segera terpenuhi, maka akan menjadi sombong manusia tersebut. Menjadi jumawa manusia tersebut seperti fir'aun, mengaku tuhan yang bisa menghidupkan dan mematikan, naudzubillahi mindzalik.
          
        Secerah harapan itu pasti ada, jika setiap kita mengikuti aturanNya, semburat cahaya berbinar akan segera datang menghampiri jika kita mengakui bahwa kita adalah manusia, jika kita mengikuti sunatullahNya, jika manusia faham benar akan siapa sesungguhnya pemilik alam ini.
         Oleh sebab itu, maka berusahalah dengan kemampuan yang ada, bekerjalah dengan kail yang ada, sementara tentang hasilnya kita sandarkan pada Allahu Rabbul Alamin.
            Jadilah diri sendiri, dan jangan ingin menjadi orang lain, busungkan dada kita, dan jangan busungkan dada orang lain, ciptakan hari-hari yang indah tuk menyongsong kail yang akan semakin kuat dan liat, dalam menggapai cita dan cinta karenaNYa. 

Wallahu Alam.