Jumat, 04 Oktober 2019

AKU PERNAH MUDA SEPERTI MEREKA


      Adalah sebuah kalimat dan ucapan yang biasa kita dengar bagi orang tua, atau beranjak tua jelang senja  pada saat menimang cucu  melihat cucunya yang sudah beranjak besar, konon ucapan tersebut biasa dilontarkan oleh orang tua kepada anak atau sipapun yang lebih muda untuk sekedar mengingatkan  menasehati tentang perasaan ketidak mampuan secara harfiah untuk melakukan sesuatu yang memang secara logik tidak bisa dilakukan, ungkapan ini bernada memelas juga bernada instrospeksi pada diri sendiri karena memang sudah udzur secara umur.

      Bayangan kita bahwa  tetap muda terus, tapi fisik sudah tidak bisa dibohongi lutut sudah gemeletak, pinggang sudah tak sanggup menahan beban, pergelangan juga sudah linu-linu, makanpun sudah tak semua enak, lidah pun sudah sering merasa pahit, bahkan bangun tidurpun malah tulang-tulang sudah tidak bisa dikompromi lagi sakit semua.

      Tanda tersebut sebagai gambaran sudah tidak muda lagi, tapi ungkapan aku pernah muda seperti mereka adalah sebuah ungkapan optimisme tentang kaum muda untuk teruslah berkarya, jangan seperti aku yang sudah tua, dukukpun sudah tak sanggup lama, jalan pun sudah tak sanggup cepat nafaspun sudah semakin berkejaran susah diatur tanda umur mulai jelang udzur.

      Aku pernah muda seperti mereka, bisa jadi ungkapan dalam batin para orang tua tentang kekhawaritan pada anak muda yang perilakunya sudah jauh berbeda seperti disaat kita dahulu, perkelahian, pergaulan, sosial media yang begitu gencar, ekpose pribadi sangat mudah didapatkan disemua media sosial bahkan yang sifatnya adalah wilayah pribadipun dapat diedarkan tanpa batas, ya aku pernah muda seperti mereka sangat tepat akan kekhawatiran para orang tua pada perubahan jaman semakin menggerus anak-anak muda  dalam pergaulan-pergaualan mendunia.

Ya aku pernah muda seperti mereka bukti kelemahan kita terhadap perjalanan tentang umur, bahwa umur kita sebagai manusia tidak dapat dielakakan sedemikian rupa, tidak bisa membohongi diri tentang keberadaan umur kita, tidak bisa ditutup-tutupi dengan casing apapun bahwa sesungguhnya kita dan bertambahnya umur sesungguhnya gambaran tentang ada kekuasaan yang maha dahsyat atas fisik dan umur kita,  maka benar adanya tentang sabda Nabi Muhammad SAW :

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallah ‘alaihi wa sallam pernah menasehati seseorang,

 


اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ


Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara


(1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,


(2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,


(3) Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,


(4) Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,


(5) Hidupmu sebelum datang matimu.


        Ya aku pernah muda seperti mereka bukan sekedar ungkapan tanpa makna tapi sebuah ungkapan penuh makna seperti seorang Bapak ayah dari ketujuh anak yang melihat permainan voly dibalik jeruji, “aku pernah muda seperti mereka”. dan aku sudah tak sanggup lagi untuk meloncat begitu tinggi menggapai bola voly untuk kemudian mendarat dengan tetap berdiri dalam tumpuan kedua kaki.

       Aku pernah muda seperti mereka merupakan ujung dalam sebuah perjalanan panjang penuh rintangan dalam menjalani hiruk pikuknya dunia, aku pernah muda seperti mereka optimisme kaum tua untuk tetap berkarya walau dunia sudah berpaling muka....