Minggu, 12 Juni 2016

Suro Diro Joyodiningrat Lebur Dening Pangastuti


"KEBERHASILAN" itu muncul ketika sabar mulai "menjalar", begitu kira-kira penafsiran penulis terhadap judul di atas. 
       Perlu diketahui bersama bahwa salah satu prinsip hidup orang jawa itu adalah "Suro Diro Joyodiningrat Lebur Dening Pangastuti", yang dipopulerkan oleh Kyai Ranggawartsito III atau Ki Ranggawarsito III beliau adalah keturunan bangsawan Keraton Surakarta dari keturunan ayah beliau adalah keturunan ke-10 dari Sultan Hadiwijoyo pendiri kerajaan Pajang, dari Ibu beliau adalah keturunan ke-13 dari Sultan Trengono Raja Demak ke-3, Ranggawarsito itu dalah sebuah gelar, sementara yang mempopulerkan salah satu prinsip hidup orang jawa tersebut adalah Ranggawarsito III yang nama aslinya adalah Bagus Burhan sewaktu kecil, atau setelah dewasa menjadai nama Raden Ngabehi Ranggawarsito ayahnya bernama RM. Ng. Panjangswara/Ranggawarsito II Ibunya bernama Nyai Ajeng Ranggawarsito, beliau lahir 14 Maret 1802 dan wafat 1873.
     Setelah usia dua belas tahun, kakeknya mengirimkan ke Pesantren Gerbang Tinatar, Tegalsari, Ponorogo Jawa Timur sebagai pengasuh pesantren tersebut adalah Kyai Kasan(Hasan) Besari (Basri) seorang ulama yang dikenal keluasan ilmunya , Kasan Besari adalah menantu Paku Buwono IV dan pernah menuntut ilmu ke Satronagoro yakni kakek Bagus Burhan.
        Tentu saja sekaliber Ranggawarsito III sampai bisa menciptakan salah satu prinsip hidup orang jawa yang sangat terkenal ini bukan merupakan hasil perenungan tetapi hasil laku lampah ngaji sebagai santri di Pesantren.
        Cukup panjang ceritanya jika kita kupas tentang beliau ini tapi cukuplah penjelasan di atas untuk membukakan pemikiran kita tentang siapa sesungguhnya Ranggawarsito III ini.
        Maka sebuah keberhasilan bukan didapatkan dengan mudah atau ibarat membalikan telapak tangan saja ternyata perlu perjuangan bahkan juga diperlukan prihatin ( bahasa Indonesinya apa ya), bertahun-tahun, kerja keras bertahun tahun, banting tulang bertahun tahun, atau sedih bertahun tahun. Bahkan untuk merdeka dari penjajahan Indonesia butuh waktu 350 tahun !!! waktu yang cukup panjang bukan? 
          Artinya periodesasi terhadap sebuah keberhasilan setiap orang tidaklah sama kurun waktunya, sehingga tidak bisa membandingkan dengan orang lain atau tidak bisa disamakan dengan keberhasilan orang lain, disinilah letak perbedaanya.
             Maka dari itu jika pada hari ini tidak berhasil, maka berkeras usahanya untuk esok, jika tidak berhasil esok, maka lusa berkeras usahanya, jika lusa tidak berhasil juga berkeras lagi untuk masa waktu yang akan datang, tidak ada kata berhenti untuk sebuah keberhasilan.
            Sehingga KEBERHASILAN  itu muncul ketika sabar mulai menjalar, adalah sebuah konsep hidup berlandaskan Illahiyah, bagaimana tidak? lah wong untuk sedetik kedepan saja kita sebagai manusia tidak tau apa yang akan terjadi? 
Maka, anjurannya untuk mencapai sebuah keberhasilan prinsipnya adalah telah diwahyukan yaitu : 

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَ الصَّلاَةِ إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِيْن
Wahai orang-orang yang beriman ! Mohonlah pertolongan dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Albaqarah ayat 153).  

         Bertahun-tahun Nabi Ayub menderita penyakit , sehingga tersisih dari anak isteri; akhirnya penyakitnya disembuhkan Allah SWT dan setelah pulang ke rumah didapatinya anak yang 10 telah menjadi 20, karena semua sudah kawin dan sudah beranak pula. Nabi  Ibrahim dapat menyem­purnakan kalimat-kalimat ujian Allah SWT karena sabar. Demikianlah Nabi Musa de­ngan Bani-Israil. Nabi Ismail membangun angkatan Arab yang baru. Nabi Isa  dengan Hawariyin semuanya dengan sabar.
       Ada Nabi yang nyaris kena hukuman karena tidak sabar; yaitu Nabi Yunus. Ditinggalkannya kaumnya karena seruannya tidak diperdulikan. Maka Allah SWT melatih jiwa beliau ditakdirkan masuk perut ikan beberapa hari lamanya, setelah keluar dari sana dia membangun diri lagi dengan kesabaran.
      Lebih 25 tahun Nabi Ya'kub sabar menunggu pulang anaknya yang hilang, sampai berputih mata; akhirnya anaknya Nabi Yusuf kembali juga. Tujuh tahun Nabi Yusuf menderita penjara karena fitnah; dengan sabarnya dia jalani nasibnya; akhirnya dia dipanggil  menjadi Menteri Besar.
        Maka sabar dan shalat adalah  kekuatan untuk tetap berusaha dalam mancapai keberhasilan, sehingga konsep prinsip orang jawa Suro Diro Joyodiningrat Lebur Dening Pangastuti, termanifestasikan dengan "KEBERHASILAN" akan muncul ketika sabar mulai "menjalar", adalah hakekat dari prinsip Illahiah.


Wallahu alam.




Metro Lampung, 12 Juni 2016
7 Ramadhan 1437 H.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar