Kamis, 19 Mei 2011

DONDONG OPO SALAK


Sebuah judul lagu anak-anak atau dolanan anak-anak jawa,mengisahkan sebuah permaianan yang sedang berlangsung antara Orang tua dengan anaknya dalam hal ini adalah Ibu, dengan penuh kasih sayang memberikan arahan sekaligus petuah dengan memasukan unsur-unsur keihlasan untuk sebuah pilihan yang nyata dan dapat terlihat.
Kadang lagu-lagu gubahan itu mungkin hanya untuk sekedar menghibur si buah hati tanpa ada unsur untuk mamaksakan kehendak kepada anak dikala suatu saat nanti buah hati ini sudah pandai memilih, pengembangan jiwa inilah kemudian memebuat anak menjadi terbiasa dengan sebuah pilihan dengan konsekuensi-konsekuensi tertentu yang akan diterimanya.
Dondong Opo Salak, Duku Cilik-Cilik ( Mau dondong atau buah salak, buah duku kecil-kecil)
Gendong Opo Mundak, mlaku dimik-dimik ( Mau di gendong atau di atas bahu, atau jalan setapak-setapak)
Sebuah lagu dolanan anak-anak jawa, penuh unsur pembelajaran yang konkrit dalam sebuah pilihan sehingga anak tidak merasa dibohongi bahwa dondong itu halus luarnya, bijinya kasar berserabut, dan salak kasar luarnya halus buahnya dan halus pula bijinya, sedangkan duku memang kecil-kecil.
Lagu ini memang hanya sebatas penghiburan tapi sarat makna ketika anak-anak kecil di jawa waktu itu terbiasa mendengarkan kiasan memilih yang jelas tanpa pembohongan, tanpa manipulasi, tanpa distorsi kelak dia ketika dewasa akan terbiasa memilih sesuai dengan pilihannya. Sebetulnya harapan itu adalah ketika anak-anak kampung menjelang dewasa, menjadi pemimpin, menjadi birokrat, menjadi eksekutif, legeslatif tidak ada gontok-gontokan kalau hanya untuk memilih Ketua PSSI, karena terbiasa memilih dengan jelas DONDONG opo SALAK, akan tetapi perlu diingat juga bahwa ternyata lagu dondong opo salak ini ada saingannya untuk kalangan anak-anak.
Mari sekedar untuk berbagi saja tidak ada maksud untuk underestimate terhadap penciptnya :
Balonku ada lima, rupa-rupa warnanya, hijau kuning kelabu, merah muda dan biru,
Meletus balon hijau daarrr, h a t i ku sangat kacau…
Balonku tinggal empat kupegang erat-erat.

Nah nampaknya lagu yang biasa kita dengar tapi ingatlah ketika lagu ini didendangkan kepada anak-anak kecil yang baru belajar di TK, TK, terus menerus, sementara otak anak-anak kita mudah sekali mengingat dan akan terngiang terus ( karena belajar diwaktu kecil bagai mengukir di atas batu, dan belajar diwaktu besar/dewasa bagai mengukir di atas air) secara psikologis anak akan terbiasa dengan hatiku sangat kacau.. bagaimana jadinya anak-anak kita sejak kecil ditanamkan hati ku sangat kacau….
Sehingga akhirnya ketika dewasa anak-anak ini tidak gentleman menghadapi segala rintangan, atau sulit untuk memilih sebuah pilihan takut resiko…. Akan kacau nanti begitulah kira-kira..
Maka mudah-mudahan kita tidak termasuk dari produk anak-anak yang dinyanyikan laku balonku tadi, mudah-mudahan kita-kita adalah produk dondong opo salak, jelas, tidak maniulatif, real, tidak ada paksaan.
Demikian juga harapanya adalah pemilihan ketua PSSi itu juga adalah seharusnya anak-anak yang dulu menyanyikan lagu dondong opo salak, tapi kenyataanya adalah malah lagu balonku ada lima, karena tidak selesai-selesai dari dahulu…
Kalau persepakbolaan kita tidak ingin terus menerus tawuran, yang bisa dan mampu mengamankan adalah pihak militer, sudah terbukti kan sejak perang kemerdekaan Indonesia akan aman jika dipimppin oleh pemimpin dari kalangan militer, dan sekedar mengingatkan di tubuh militer jarang toh terdengar korupsi…. Maka sekedar berpendapat PSSI mestinya dipimpin oleh Militer, sekaligus jika bertandang ke Negara lain wah mantapkan ketua PSSInya Militer aman para pemainnya…
Nah maka jika persepak bolaan kita ingin menjadi persepakbolaan professional, profit oriented (bisnis) maju mempunyai nilai jual tinggi, maka pilihlah wakilnya adalah orang pengusaha/pebisnis.
Maksud saya bukan menggurui, tapi jika para pengambil keputusan didalam memilih ketua PSSI itu adalah anak-anak yang dulu bernyanyi DONDONG OPO SALAK, maka mudah dengan terbiasa pilihan yang real, fururistik… dan sebaliknya jika yang didendangkan adalah BALONKU ADA LIMA ya, monggo silahkan di tafsirkan sendiri..
Karena menuntut ilmu berdasarkan hadist adalah : DARI BUAIAN SAMPAI LIANG LAHAT, maka usaha untuk mengkerdilkan anak-anak kita dengan pemikiran-pemikiran nylenehpun juga dari pertama bayi lahir sampai mati…
Kecil lagunya BALONKU ADA LIMA
Sudah besar/dewasa lagunya Ditinggal kekasih..
Tua lagunya : Bangun lagi tidur lagi, bangunnnn tidur lagi ( kapan ibadahnya)
Akhirnya bangsa ini menjadi bangsa yang memiliki hati yang tidak legowo, muspro (bahasa cilacap), sia-sia dan tidak berprestasi dalam segala medan, bahkan sebenarnya usaha untuk mengkerdilkan bangsa ini dilakukan secara sistematis…
Akan kah kita sadar tentang hal ini Saudaraku.
DONDONG OPO SALAK sebuah lantunan lagu buah karya pujangga jawa dalam rangka membangun karakter manusia dimulai sejak dini untuk selalu berbicara sesuai realita dilapangan dengan tidak menambah ataupun mengurangi sebuah informasi, demi untuk keberhasilan bersama bukan untuk kepentingan individu atau sekelompok tertentu sampai pada tingkatan HARGA DIRI BANGSA.
Wallahu ‘Alam