Selasa, 16 Maret 2021

PERKUTUT MANGGUNG

 


Siang pada hari ini sama seperti hari-hari yang lalu

Sepi, seakan dunia lambat merambat

Sesekali suara knalpot motor jauh terdengar menderu

Dibawa angin yang terus meniup tak mau lambat


Terik mentari tak menandakan hari akan segera bergegas

Panas menyengat tak terasa terus menghujat

Suara anak kecil bermain di ujung gang sana, terdengar begitu jelas

Tanda hampa udara menghantar kesagala benda merambat

 

Peningpun mulai terasa menjalar keseluruh raga

Raga yang sudah mulai menua dan renta

Burung perkutut mengalunkan suara

Nadanya merasuk dalam jiwa merobek sukma

                Nada perkutut itu mengingatkan ku pada sesosok manusia

                Dengan tenangnya selalu bercerita walau jarang bersua

                Ya cerita itu mengandung makna dan doa

                Agar diriku selalu berada dalam jalanNya

Perkutut pun terus menggema dengan suara khasnya.

Mengingatkanku pada sang ayah yang membimbingku

Perkutut tanda setia  pada sang pemelihara

Walau sang empunya telah tiada.

                Selamat jalan Ayah, telah menghantarkanku

                Ku lantunkan Al Fatihah, atas ruh mu Ayah

                Semoga tenang di alam sana.

                Ku selalu ingat rentetan kata yang bernakna.

Walau kau di alam sana, serasa kita selalu bersua

Setiap dalam doa, ku panjatkan lantunkan bisikan pada Mu Rabbi

Ampuni dosa Ayahku, lapangkan kubur Ayahku.

Amin.

 

Pertkutut tetus mengalun, tanda senja tlah tiba.

 

Al Fatihah Untuk Bapak.

Embah Botak kata anak-anakku.💗💗💗


Palangka Raya, 

Selasa, 2 Syaban 1442 H

Selasa 16 Februari 2021,

Selasa Pon  4 Rejeb 1954