Siang pada hari ini sama seperti hari-hari yang lalu
Sepi, seakan dunia lambat merambat
Sesekali suara knalpot motor jauh terdengar menderu
Dibawa angin yang terus meniup tak mau lambat
Terik mentari tak menandakan hari akan segera bergegas
Panas menyengat tak terasa terus menghujat
Suara anak kecil bermain di ujung gang sana, terdengar begitu jelas
Tanda hampa udara menghantar kesagala benda merambat
Peningpun mulai terasa menjalar keseluruh raga
Raga yang sudah mulai menua dan renta
Burung perkutut mengalunkan suara
Nadanya merasuk dalam jiwa merobek sukma
Nada perkutut itu mengingatkan ku pada
sesosok manusia
Dengan
tenangnya selalu bercerita walau jarang bersua
Ya
cerita itu mengandung makna dan doa
Agar
diriku selalu berada dalam jalanNya
Perkutut pun terus menggema dengan suara khasnya.
Mengingatkanku pada sang ayah yang membimbingku
Perkutut tanda setia pada sang pemelihara
Walau sang empunya telah tiada.
Selamat
jalan Ayah, telah menghantarkanku
Ku lantunkan
Al Fatihah, atas ruh mu Ayah
Semoga
tenang di alam sana.
Ku
selalu ingat rentetan kata yang bernakna.
Walau kau di alam sana, serasa kita selalu bersua
Setiap dalam doa, ku panjatkan lantunkan bisikan pada Mu
Rabbi
Ampuni dosa Ayahku, lapangkan kubur Ayahku.
Amin.
Pertkutut tetus mengalun, tanda senja tlah tiba.
Al Fatihah Untuk
Bapak.
Embah Botak kata
anak-anakku.💗💗💗
Palangka Raya,
Selasa, 2 Syaban 1442 H
Selasa 16 Februari 2021,
Selasa Pon 4 Rejeb 1954