Rabu, 20 April 2011

Hening

Serasa tak ada suara terdengar di telingga..
Serasa tak ada cerita ditelinga..
Serasa hampa udara menyeruak ke angkasa..
Kadang kita tidak merasa bahwa didalam hening, pilu kita bisa mengadu
Bahwa di dalam keheningan terdapat sukma yang bisa bicara..
Terdapat ruh yang bisa mengeluh tunduk dan juga patuh..
Sampai titik jenuh hening bisa berkuasa, membentuk suasana tanpa kata, tapi panjang makna.
Setahap demi setahap hening hinggap sampai ke ujung jagad tanda kiamat kan merapat
Semua berkhidmat
Dengan hening kita bisa berpaling dari perbuatan jahat
Semua berharap
Dengan hening kita bisa melangkah dengan mantap, tanpa paksa ringan merayap
Wahai Allah sang pemilik hening
Gembirakanlah kami atas rahmatMu..
Gembirakanlah kami atas berkahMu..
Gembirakanlah kami atas KaruniaMu...

Walau heningmu telah tercabik oleh bunyi mesiu..
Walau heningmu telah terkoyak oleh suara serak..
Walau heningmu telah terengut oleh mbesengut 1)..
Tak ada lagi tawa bocah-bocah kecil di tepian sawah..
Tak ada lagi canda-canda ceria di ladang penuh makna..
Gemericik air galengan 2) terasa berisik
Belaian angin di daun padi terasa mati.. tanpa alur yang teratur
Gembala tak berdaya melawan angkara murka...
Petani menangis bahkan sampai mengemis untuk hidup yang kian amis
Wahai Robb pemilik hening...
Hari-hari yang lalu kita masih bisa berpadu, didalam malam yang sahdu..
Detik-detik yang lalu kita masih bisa berbisik, tuk berbagi bersama dengan asyik..
Wahai Rabku mohon kembalikan tanahku ke dalam hening yang tentram..
Rinduku bergelayut tuk berjumpa hening, gemericik air galengan, angin lembut di ufuk pagi..
Agar ku pulang dengan tenang ke Kebumen... tanah ku.. Amin


1) Cemberut dengan garang
2) Pematang sawah.