Literasi Digital adalah kemampuan untuk mencari, mengevaluasi, menggunakan dan berkomunikasi menggunakan informasi yang tersedia melalui teknologi digital. (UNESCO, 2021)
Kemampuan akses pada inforamsi yang penting dalam pengambilan keputusan sehari-hari. (european commission) (2020) Digital Education Action Plan 2021-2027.
Mempelajari cara melindungi informasi pribadi, dan memahami risiko yang terkait dengan penggunaan teknologi. National Cyber Security Center (NCSC) (2021). Cyber Security Tips for Staying Safe Onling.
Menggunakan perangkat digital untuk menciptakan konten baru, meningkatkan kreativitas, ekspresi diri. Nussbaun-Beach, S. & Hall, L (2012) Teaching in the Digital Age, How Educators Use Technology for Foster Student Engangement.
Membantu individu untuk beradaptasi dan relevan dengan perubahan yang cepat. Facer, K (2011).Learning Futures: Education, Technology and SOcial Change.
Mendukung pembelajaran berkelanjutan untuk memperluas pengetahuan dan ketrampilan.
UNESCO Institute for Lifelong Learning. (2013) Lifelong Learning and Digital Literacy.
UNESCO Institute for Lifelong Learning. (2013) Lifelong Learning and Digital Literacy.
Meningkatkan kerja sama secara lebih efektif dalam proyek tim menggunakan alat kolaborasi digital. Panach,J(2013) Collaborative Learning in Digital Education.
Memberdayakan paratisipasi dan keterlibatan interaksi online, berbagi ide, dan terlibat dalam diskusi sosial yang konstruktif. Pew Research Center. (2019). The Future of Free Speech, Trolls and Thin Lines.
Memanfaatkan platform online untuk memahami pasar digital dan mempromosikan produk layanan. Zewil, A (2017). The Role of Digital Literacy in Entepreneruship.
Psikologi Digital
Interaksi antara individu dan teknologi digital, serta dampak psikologis yang dihasilkan dari penggunaan perangkat digital, media sosial, platform online ( Joinson, 2008;2008 Kuss & Griffiths, 2012, Riva & Galimberti, 2016).
- Penggunaan teknologi dan berinteraksi dengan konten digital = keterampilan, kecenderungan perilaku, dan pengaruh faktor psikologis terhadap penggunaan.
- Dampak penggunaan teknologi dan media sosial = kesehatan mental, kecemasan, depresi, dan stres.
- Pembentukan dan pengelolaan informasi di dunia digital = identitas dan persepsi sosial.
- Interaksi di media sosial dan platform digital = hubungan relasi, pembentukan opini publik, dan dinamika kelompok.
- Penggunaan bahasa, simbol, dan emoji = kejelasan komunikasi dan interpretasi pesan.
- Penggunaan berlebihan pada perangkat digital = gangguan psikologis dan kerusakan fisik
- Informasi yang disajikan = mempengaruhi opini, sikap, dan keputusan individu.
- Media digital yang digunakan = pendidikan, motivasi belajar, keterlibatan, dan efektivitas pengajaran.
- Tanggung jawab etis dalam pengembangan tehnologi = Etika digital, isu privasi dan keamanan data.
- Akses informasi yang cepat = mencari jawaban dengan cepat=pemecahan masalah yang cepat=mempengaruhi cara berfikir kritis-mempengaruhi kekuatan/detail=menjadi kurang sabar terhadap proses.
- Kecenderungan multitasking=perpindahan tugas dengan cepat=penyelesaian yang cepat=mempengaruhi kemampuan fokus dan konsentrasi=mempengaruhi berfikir mendalam=pola pikir pada tugas singkat dan cepat=menjadi mudah lupa.
- Kekayaan informasi=paparan terhadap berbagai pandangan=memperluas wawasan=membentuk pola pikir yang lebih terbuka=mempengaruhi prisip=mempengaruhi pemikiran=individu yang sering berubah-ubah.
- Konten yang sesuai dengan preferensi pengguna=menciptakan "ruang gema"=terpapar pada informasi dan pandangan yang sejalan dengan keyakinan=pola pikir yang lebih sempit atau bias.
- Kemudahan interaksi=cepat membentuk hubungan=kolaboraasi dan dukungan sosial berkembang=kehidupan perasaan tidak terserah=menurunnya keterampilan komunikasi tatap muka=etika sosial dan adab tidak tergali=risiko penurunan empati=mempengaruhi sikap hormat.
- Konsumsi konten berbasis visual=video singkat (reels)=terbiasa pada informasi yang mudah dicerna=pola pikir cepat teralihkan=brain scramble=mengurangi perhatian terhadap detail=kurang gigih=cepat puas.
- Terus berubahnya teknologi digital=mendorong untuk beradaptasi=selalu belajar=pola pikir inovatif=mencari solusi kreatif=kecemasan=beban kognitif=ketidakpastian.
- Adanya pemenuhan kebutuhan=konten yang menjawab kebutuhan=output based expectation=kecepatan respon=kesadaran teralihkan=membagikan informasi=keamanan data terancam.
- Mudahnya percakapan=perlunya teman bicara=berbagai perasaan=berbagi informasi=kesadaran teralihkan=saling membuka informasi=terbukanya ruang privacy=message convergent=informasi menjadi konsumsi publik=konflik relasi.
- Mengamati percakapan group online=mendapatkan banyak informasi=mengetahui kondisi situasi=diam dan tidak memberi respon=lurkers behavior=kebutuhan diterima=berbagi informasi=foreward kepada group lain=kegaduhan.
Rumus 90-9-1
90 % Lurkers
9 % Commenters
1 % Creator
Maka perlu adanya Digital balance
Mental Health (balance)
- Tidak ada kecemasan
- Tidak ada intimidasi
- Tidak ada stres
- Tidak perlu kecanduan
- Tidak perlu FOMO
- Tidak ada persepsi negatif
Physical Health (balance)
- Tidak ada ketegangan otot
- Tidak ada gangguan tidur
- Tidak ada masalah penglihatan
- Tidak ada lupa dan mudah lupa
- Tidak ada makan buruk
- Tidak ada masalah pencernaan
- Tidak ada postur bungkuk
Communication (Boundaries)
- ada kawan berbagi komunikasi
- ada cara untuk mendukung orang lain
- ada cara untuk saling mengingatkan
- ada usaha untuk merespon percakapan
- ada diskusi yang konstruktif
Relationshipe (belonging)
- ada kebebasan berekspresi
-ada privasi orang lain
- ada perasaan dan empati orang lain
- ada hak cipta
- ada kepemilikan intelektual
Digital Citizenship (belonging)
- ada strategi untuk melindungi diri dari ancaman online, penipuan, pencurian identitas.
- ada cara untuk mengevaluasi informasi
- ada kontrol untuk mensikapi berita palsu, dan sumber yang tak terpercaya.