Kamis, 07 Juli 2011

Ijinkan Aku Menulis

Ijinkan aku menulis...
Akan kegaduhan yang sedang melanda negeri tercinta ini, untuk sekedar berbagi tanpa ada keinginan menggurui atau memaksakan diri demi tercapainya ego pribadi.
Ijinkan aku menulis....
Semangatnya adalah membangun negeri tanpa caci maki, tanpa fitnah, tanpa sumpah serapah, tanpa iri dengki, tapi bangunlah dengan hati suci selembut awan putih dan sejernih air nirwana tanpa sakwa sangka dan tanpa angkara murka..
Ijinkan aku menulis...
Karena ada yang menggelitik, setelah kubaca Opini Sindhunata "Negeri Para Celeng" edisi 31 Mei 2011 di salah satu media nasional.
Ternyata kita semua adalah celeng, celeng politik, celeng hukum, celeng otonomi, celeng ekonomi, dan celeng-celeng yang lain sementara ini sedang dipertontonkan kepada kita.
Hala dalah, lha wong surat wasit pemilu juga bisa dipalsukan, foto paspor bisa dipalsukan, apalagi cuma tanda tangan = enteng =," kata celeng... WANI PIRO (kata jin dalam iklan rokok) he he..
Apa tidak kasihan, lha wong untuk menghidupi tujuh orang anak itu lari pontang panting ngasik naik gunung turun gunung, nyebrang lautan kidul, lor. Koq ya enake mbagi-mbagi kursi empuk kepunyaan rakyat hanya berdasarkan surat "salah tafsir" aku yo gelem to. opo ra isin jian.
Opo ra isin mengko nek ditanya malaikat Mungkar dan Nakir jur jawabane piye jajal...
Eh malaikat ini masih ada dua amplop lagi khusus untuk mu.... koq wani-wanine nyogok malaikat... dasar memang tabiat rusa iku yo sruduk ra jelas, opo wae di tabrak, ra jelas meng endhi tujuane, ra jelas ngurus ini itu,lha wani-wanine nambah tiga digit Nilai di ujian nasional, ben lulus kabeh, ben ora isin karo nagara tetangga. weleh weleh...WANI PIRO...

JANGAN PUTUS ASA
Mari kita tengok keteguhan Istri Firaun Asiah dalam menghadapi celeng kekuasaan yaitu firaun:

Segala seruan Nabi Musa dan Harun sedikitpun tidak pernah ia hiraukan, malah pernah suatu ketika Firaun naik ke puncak sebuah bangunan yang tinggi dan melepaskan anak panah ke langit. Kebetulan anak panah itu jatuh di hadapannya dengan bersimbahan darah, lalu ia isytiharkan pada rakyat jelata bahawa ia telah membunuh Tuhan Nabi Musa sedangkan darah tersebut hanyalah darah burung yang Allah tetapkan mengenai sasaran anak panahnya supaya ia bertambah kufur dengan kesombongan dan kekafirannya.

Seluruh rakyatnya dipaksa untuk menyembah dan sujud padanya. Siapa yang ingkar, pasti dibunuhnya sehingga seluruh rakyatnya merasa takut dan tidak mempunyai pilihan kecuali menyembahnya.

Walaupun seluruh rakyat telah menyembahnya sebagai tuhan, ada seorang yang paling dekat hubungan dengan dirinya berani mengingkarkan dirinya sebagai tuhan yaitu istennya sendiri, Asiah.

Dialah satu-satunya orang yang beriman kepada Allah di istana Firaun. Rahsia keimanannya yang disembunyikan selama ini telah terbongkar bermula dari ucapan perkataan Allah yang terbit dan mulutnya secara tidak sengaja.

Firaun berusaha memujuk supaya ia kembali kepada kekafirannya.
Ia berkata: Wahai isteriku, tahukah engkau akibat orang yang mengingkari diriku sebagai tuhan? Sebelum engkau menyesal, ubahlah pendirianmu!

Jawab Asiah dengan tegas: Wahai Firaun, pendirianku tidak akan berubah walau apapun yang akan menimpa diriku dan perlu engkau ingat bahwa engkau dan aku adalah sama-sama manusia biasa. Tuhanmu dan Tuhanku adalah Allah.

Firaun berusaha memujuknya dengan kata-kata lemah lembut tetapi tetap tidak berhasil, lalu digunakan kekerasan. Kata Firaun: Hai Asiah, jika engkau tidak mahu mengubah pendirianmu, pastilah engkau akan aku pancung!

Jawab Asiah: Wahai Firaun, lakukanlah apa yang engkau mahu tetapi sedikitpun engkau tidak akan dapat merubah pendirianku dan dengarkanlah sekali lagi aku nyatakan bahawa Tuhanmu dan Tuhanku adalah Allah.

Setelah usaha mempengaruhinya secara lemah lembut maupun secara keras juga tidak berhasil, lalu Firaun membuat pengumuman pada sekelian rakyatnya bahwa seorang perempuan akan dipancung kepalanya akibat keengganannya untuk mengakui Firaun sebagai tuhan yaitu Asiah, isterinya sendiri. Semoga hukuman ini akan menjadi pengajaran bagi sesiapa yang ingkar akan ketuhanan Firaun.

Pada masa yang telah ditentukan, berkumpullah sekalian rakyat di suatu tempat di mana Asiah diikat patda sebatang pokok kurma. Firaun masih tidak berputus asa dan cuba memujuknya.

Katanya: Wahai Asiah, ubahlah pendirianmu. Engkau akan kumaafkan. Berulang kali pula Asiah menjawab: Tidak, janganlah engkau cuba mempengaruhiku lagi. Sia-sia sahaja perbuatanmu.

Lalu Asiah memohon pada Allah sebagaimana yang telah dijelaskan di dalam Al-Quran surah At-Tahrim ayat 11 yang bermaksud: Dan Allah mengemukakan satu misal perbandingan bagi orang-orang yang beriman iaitu perihal isteri Firaun ketika ia berkata: Tuhanku, binalah untukku sebuah istana di sisiMu dalam syurga dan selamatkanlah aku daripada Firaun dan perbuatannya serta selamatkanlah aku daripada kaum yang zalim.

Permohonan Asiah diperkenankan oleh Allah, lalu Allah perintahkan pada malaikat: Sesungguhnya hambaKu memohon padaKu dan Aku perkenankan permohonannya. Maka perlihatkanlah padanya gambarannya kerana suaminya yang di dunia akan Aku ganti dengan suami yang lebih baik di dalam syurga, istananya yang ada di dunia akan Aku ganti dengan istana yang lebih baik di dalam syurga.

Maka malaikat pun menunjukkan gambaran keindahan syurga sebagaimana permohonan Asiah. Pada ketika itu Asiah tersenyum seolah-olah ia mencabar kematiannya. Asiah menghadapi kematian tidak dalam keadaan bersedih, juga tidak menangis malah tersenyum.

Hadapi dengan ketegaran dan keimanan untuk mengalahkan para celeng, Iman yang kuat tidak akan disruduk oleh celeng.

Wallahu alam