Jumat, 15 April 2011

Cinta

oleh Waluyo Kebumen pada 29 Januari 2010 jam 16:29
Cinta …
Seperti angin membadai. Kau tak melihatnya. Kau merasakannya. Merasakan kerjanya saat ia memindahkan gunung pasir di tengah gurun. Atau merangsang amuk gelombang di laut lepas. Atau meluluhlantakan bangunan-bangunan angkuh di pusat kota metropolitan. Begitulah cinta. Ia ditakdirkan jadi kata tanpa benda. Tak terlihat. Hanya terasa. Tapi dahsyat

Cinta…
Seperti banjir menderas. Kau tak kuasa mencegahnya. Kau hanya bisa ternganga ketika ia meluapi sungai-sungai, menjamah seluruh permukaan bumi, menyeret semua benda angkuh yang bertahan di hadapanya. Dalam sekejap ia menguasai bumi dan merengkuhnya dalam kelembutannya. Setelah itu ia kembali tenang : seperti seekor harimau kenyang yang terlelap tenang. Demikianlha cinta. Ia ditakdirkan jadi makna paling santun yang menyimpan kekuasaan besar.
Cinta seperti api menyala-nyala. Kau tak kuat melawanya. Kau hanya bisa menari di sekitarnya saat ia mengungun. Atau berteduh saat matahari membakar kulit bumi. Atau meraung saat lidahnya melahap rumah-rumah, kota-kota, hutan-hutan. Dan seketika semua jadi abu… Semua jadi tiada. Seperti itulah cinta??

(anis matta bunga rampai serial cinta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar