Ini tentang puisi yang dibuat oleh Komunitas Sastra yang saya ikuti, dalam group WA disiapkan sebuah kata yang kemudian dibutakan puisi pendek,
Masing-masing diharapkan membuat puisi pendek tentang Rindu, nah sebagian peserta menulisnya terbanyak berkaitan rindu pada pasangan, pada seutu yang telah hilang, pada hal-hal yang membuat mereka ingin mengulang kembali atau ingin bertemu suasana seperti dahulu lagi, itulah rindu dalam puisi pendek yang dibuat para peserta.
Kemudian giliran saya membuat puisi pendek itu,
RINDU
AKU SUDAH TAK TAU APA ITU RINDU
SEJAK BERPULUH TAHUN DIPISAHKAN OLEH SECARIK KERTAS
AKHIRNYA KU TAK PEDULI.
KERTAS ITU JATUH DI PULAU APA.
SEBAB
KERTAS MEMANG TAK KENAL RINDU.....
Balam,31102024
Kertas = SK Mutasi.
Karena puisi ini agak beda dan ngeri-ngeri sedap, sebab anggota wa gruop juga para jenderal, maka mungkin takut like, atau memberi jempol.
tapi tidak apa sebab ada Jorge Arroyo Penyair Costarica menyampaikan pendapatnya tetang puisi ;
"OBAT MUNGKIN BISA MENYEHATKAN, TAPI MEMBACA DAN MENULIS PUISI DAPAT MENYEMBUHKAN"
atau adalagi pendapat bahwa
"SEBUAH PUISI BERPANGKAL PADA KESENANGAN DAN BERUJUNG PADA KEBIJAKSANAAN"
kata Robert Frost (1874-1963) Penyair Amerika Serikat.
Atau kata Gwendolyn Brooks (1917-2000) Penyair Afrika Amerika ' PUISI ADALAH KEHIDUPAN YANG DISULING"
Ada juga Iyut Fitri
"PUISI ADALAH KATA-KATA YANG BERDOA'
Maka menulis dalam bentuk apapun dan bahkan dalam sebuah bait puisi sejujurnya adalah merupakan ungkapan kegundahan atas sesuatu yang tidak pada semestinya, dan berujung pada penyaluran atas ide yang tidak terpikirkan oleh semua orang.
Itulah Puisi, perekat hati agar tetap suci.