Rabu, 30 Oktober 2024

Hari Uang ke-78

Hari ini 30 Oktober 2024 , 78 tahun yang lalu sejarah atas cikal bakal Indonesia memiliki Mata Uang sebagai eksistsensi sebuah Negara yang berdaulat.

Selasa, 29 Oktober 2024

GUYON DADI LAKON

 

Judul di atas sebetulnya sebuah fragmen sandiwara radio di era tahun 80-an dan penulis waktu itu masih kecil SD dan SMPan, diperankan oleh Peang dan Penjol artis radio dari Banyumas tepatnya Purwokerto tentu saja berlogat ngapak.

Pada masa itu hiburan tidak sejamak seperti sekarang, untuk mendapatkan atau mendengarkan setiap hiburan radio atau taperecorder diperlukan biaya cukup besar harga radio dan tape recorder tidak dianggap murah, dari pada membelinya alangkah baiknya digunakan untuk memenuhi kebutuhan primer terlebih dahulu, dan ini menjadi ciri sebuah wilayah atau padusunan yang memprioritaskan terpenting dari kebutuhan kurang penting hiburan misalnya gak penting-penting amat, maka orang yang sudah bisa menikmati hiburan berarti dia sudah tercukupi seluruh kebutuhan primer, sekundernya sangat berbeda seperti jaman sekarang lebih suka lapar, dan berteduh tidur dengan tiker daripada tidak exis ya nggak, atau FOMO (Fear Missing Out) jadi tidak jalan dong.

Maka cara paling mudah dan murah adalah nebeng di tetangga yang memilikinya alat tersebut, wah Bahasa nebeng ini bahaya gak yah, tapi nebeng itu memang ada sejak dahulu bahwa sejatinya kita tidak punya, maka numpang/nebeng pada yang punya itu hal biasa, kan cuman ndengerin dari radio, tapi kalau nebeng naik pesawat nah saya tidak paham itu, udah biarkan saja mereka yang lebih paham.

Baiklah kita Kembali pada topik bahwa pentas seni, drama jaman itu masih sedikit, di daerah saya yang paling mahal adalah pertunjukan wayang kulit ini mewah semua tumplek blek penjual pedagang umkm, bahkan sampai penjudi ada perputaran uang di pergelaran wayang semalam suntuk sangat tinggi dan ekonomi warga makin hidup jika selalu diadakan, berbeda dengan sekarang pertunjukan artis salalu dengan membayar mahal, pertunjukan balap motor atau mobil harus membeli tiket, semua yang mendapatkan keuntungan hanya orang-orang berduit, akhirnya kemakmuran hanya berputar pada orang-orang itu saja.

Senin, 28 Oktober 2024

Entah sampai kapan ( Refleksi SUMPAH PEMUDA 1928)


Kadang kala kita berfikir bahwa sebuah kehidupan itu kenapa penuh warna, bahkan simbolisasi sebuah warna menjadi hal yang sangat wajar ketika dunia itu semakin global.

 Andai dalam dunia tidak ada warna, semuanya hanya gelap dan terang? maka perubahan pun menjadi tidak berarti, karena tidak ada prosesi hinggar bingar mencolok,  hanya gelap dan terang saja.

Tulisan ini sebetulnya juga jika tidak berwarna maka tidak akan menarik untuk dibaca, sungguhpun demikian tidak elok jika sebuah makna hanya dilambangkan dengan warna dominan, tentu saja dominasi warna bagi masing-masing orang sangat berbeda dan cenderung saling bertolak belakang bahkan juga tidak ingin saling ketemu, akarnya adalah karena manusia  berbeda satu sama lain, dari perbedaan inilah akhirnya  membuat isi dunia manjadi berwarna.

Ada yang suka teriak, ada yang suka marah, ada yang suka ngelawak, ada yang kerjanya cuman ilusi saja tidak ada nyatanya, ada juga yang tidak bekerja ngakuin kerjaan orang lain, menjiplak kerjaan orang lain atau membuat lisensi sendiri seolah-olah dialah yang menciptakan dan membuat ramuan hebat tersebut, ujung dari semua itu adalah eksistensi diri manusia dihadapan manusia.


Yang menarik adalah  peran pemuda, atau anak-anak muda dalam berbagai era mereka akan memberikan warna tersendiri yang berbeda dengan kebanyakan orang-orang tua, bahkan cenderung menentang patron orang tua, itu yang kemudian melahirkan apa yang disebut dengan, SUMPAH PEMUDA 28 Oktober 1928 berkumnpulnya para pemuda Indonesia, dari berbagai warna untuk menyatakan :

Bertumpah Darah Satu Tanah Air Indonesia
Berbangsa satu, Bangsa Indonesia
Berbahasa satu, Bahasa Indonesia

di tahun 1928 disana tidak ada warna dominan hanya gelap dan terang, hitam atau putih saja tetapi justru dari sudut pandang warna yang terlihat sama ternyata menyimpan segudang anasir perbedaan yang pada masa itu harus disatukan, jika tidak maka kedepan akan saling benturan warna, akan saling berebut dominan warna, akan saling merongrong untuk mendominasi warna-warna yang lain, terus mau sampai kapan kita bergelut hanya pada masalah warna saja? 



Pemuda dan Pemudi tahun 1928 sudah menyatukan bulat, tanah air Indonesia, Bangsa Indonesia dan Bahasa Indonesia, Nah kemudian pemuda dan pemudi era sekarang apa sumpahnya? atau perlu juga wajib hukumnya dikenalkan para pemuda sekarang akan pentingnya Hakekat dari Sumpah Pemuda 1928, kenapa ? agar para pemuda sekarang tidak mudah untuk dihasut, diprovokasi, diiming-imingi kemewahan dunia untuk menghancurkan SUMPAH PEMUDA 1928.

Sebab pelaku sejarah 1928 sudah tentu berada pada liang lahat, tidak ada saksi sejarah tidak ada yang dapat menjelaskan menerangkan, semangatnya para pemuda waktu itu, maka peran Negara sangat diperlukan untuk masuk mengambil alih memberikan penjelasan yang sejelas-jelasnya tentang arti pentingnya dari SUMPAH Pemuda,  dari peran Pemuda 1928 itulah kita hari ini dapat menikmati warna-warni kehidupan dalam alam merdeka, atas darah dan keringat mereka kita dapat melihat ternyata warna itu tidak hanya hitam dan putih, tapi ada warna lain dan masing-masing warna memiliki keelokan dan keindahannya tersendiri.


Lalu, kita mau melukis dengan warna apa untuk Indonesia tercinta ini...... silahkan dicoba.



Selamat hari SUMPAH Pemuda ke-96 Maju Bersama Indonesia Raya. 


CHANGE MANAGEMENT

 

Perubahan organisasi merupakan upaya organisasi untuk beradaptasi secara signifikan terhadap lingkungan, dengan menyesuaikan komponen penting di dalam organisasi. Perubahan dilakukan untuk mempertahankan relevansi dan efisien organisasi, serta meningkatkan daya saing, demi tercapainya masa depan organisasi yang jauh lebih baik.

Perubahan organisasi menjadi bagian esensial dari strategi organisasi untuk tetap kompetitif di lingkungan yang dinamis. Perubahan organisasi dapat mencakup budaya organisasi, proses internal, teknologi atau infrastruktur dasar, hierarki organisasi, atau aspek penting lainnya.

         

Ketika organisasi menolak melakukan perubahan dalam rangka mempertahankan relevansi, ada berbagai konskuensi serius yang dapat mengancam kelangsungan hidup organisasi tersebut, antara lain :

 

1.    Stagnasi dan Kehilangan Daya Saing

Organisasi cenderung stagnan karena tidak mampu mengikuti perkembangan lingkungan dan teknologi. Hal ini mengakibatkan penurunan produktivitas dan inovasi. Organisasi dapat kehilangan daya saing karena pesaingnya lebih adaptif dan inovatif.

 

2.    Penurunan Moral dan Kinerja Pegawai

Pegawai mungkin merasa frustasi dan tidak terinspirasi jika tidak melihat adanya peluang untuk tumbuh dan berkembang. Tanpa perubahan, organisasi berisiko menghadapi tingkat rotasi pegawai yang tinggi dan penurunan kinerja secara keseluruhan.

 

3.    Ketidak mampuan merespons Lingkungan Eksternal

Organisasi akan kesulitan merespons perubahan lingkungan eksternal, seperti regulasi, dan preferensi stakeholder, sehingga organsisasi tidak relevan lagi. Akibatnya, organisasi bisa tersingkirkan oleh pesang baru yang lebih fleksibel dan inovatif.

4.    Kesulitan Mengelola Krisis

Organisasi yang tidak memiliki budaya perubahan cenderung gagal dalam menghadapi krisis, karena tidak memiliki mekanisme yang fleksible untuk mengatasi situasi yang tidak terduga. Hal ini dapat menurunkan kepercayaan stakeholder terhadap organisasi.

 

5.    Kerugian jangka Panjang

Organisasi akan terus kehilangan relevansi, efisiensi, dan kemampuan kompetitif. Adaptasi dan perubahan adalah proses berkelanjutan untuk keberhasilan jangka Panjang. Jika tidak, organisasi akan sulit bertahan dan berkembang di masa depan.

 

Perubahan organisasi dapat bersifat adaptif atau transformasional :

Perubahan Adaptif :

Perubahan kecil, bertahap, berulang untuk mengembangkan produk, proses, alur kerja, dan strategi dari waktu ke waktu.

 

Perubahan trnsformasional

Memiliki skala dan cakupan yang lebih besar dan dramatis, terkait visi misi, strategi, struktur, kinerja dan proses bisnis.

 

Seringkali “perubahan” di dalam organisasi menjadi sangat mengerikan, dengan sumber daya yang terbuang sia-sia dan sumber daya manusia yang kelelahan, ketakutan, atau frustasi. Untuk itu, organisasi perlu mengelola perubahan tersebut (change management).

 

Change management adalah proses memandu perubahan organisasi hingga terwujud, dimulai dari tahap awal konsepsi dan persiapan, melalui implemetasi, dan akhirnya hingga penyelesaian. Change management dilakukan secara sistematis dan berfokus pada orang.

 

Konsekuensi negatif ketika gagal mengelola perubahan dengan baik.

Kotter menekankan pentingnya kepemimpinan yang kuat dan strategi Change management yang efektif untuk membawa organisasi manuju kesuksesan dalam menghadapi perubahan. Change management memungkinkan organisasi meminimalisasi turunya produktivitas selama terjadinya perubahan besar, sekaligus memitigasi kegagalan dalam mengelola perubahan.

Bagaimana jika organisasi tidak mengelola perubahan? Dalam bukunya Leading Change, John P. Kotter menyampaikan beberapa konsekuensi negative yang dapat dialami oleh organisasi yang gagal mengelola perubahan dengan baik :

Kelelahan dan Kegagalan

Organisasi cenderung lelah dan gagal dalam  mencapai tujuan strateginya, konflik internal muncul dan focus pegawai hilang, sehingga masa depan organisasi menjadi tidak pasti.

Ketidak mampuan beradaptasi.

Organisasi kehilangan keuanggulan kompetitif sehingga tertinggal dari para pesaingnya.

Kehilangan Kepercayaan dan Dukungan

Kepercayaan pegawai dan stakeholders akan hilang, hingga mempengaruhi moral, motivasi, dan komitmen organisasi.

Perubahan yang mendesak

Organisasi terpaksa melakukan perubahan mendesak sebagai respon terhadap krisis atau kondisi yang memburuk. Hal ini dapat mengarah pada pengambilan keputusan yang tergesa-gesa dan kinerja yang buruk, sehingga akan memberikan dampak negative yang lebih besar.

Change management digunakan sebab berdasarkan hasil riset dan pengalaman dari Prosci (2023) adalah :

§  Tanpa change management pegawai merasa tidak siap dan tidak nyaman dengan perubahan, proyek rentan gagal, hasil yang diinginkan tidak tercapai, waktu penyelesaian proyek dapat menjadi molor, biaya membengkak, serta penggunaan cara baru/produk hasil perubahan rendah.

§  Dengan Change management pegawai merasa siap, sudah memiliki kemampuan yang dibutuhkan dan didukung oleh organisasil. Selain itu kemungkinan tujuan proyek tercapai lehing tinggi,kemungkinan proyek tepat waku lebih tinggi, kemungkinan proyek tepat anggaran lebih tinggi, penggunaan cara baru/produk hasil perubahan optimal (ROI tinggi/tepat guna). Selain itu resistensi pegawai dapat diminimalisasi.

 

Tujuan Change management

Secara umum, Change management bertujuan membantu organisasi mengelola perubahan dengan baik. Selain itu, tujuan penerapan Change management di organisasi adalah :

 

 

1.    Defense Mechanisme

Change management menjadi strategi pertahanan bagi organisasi agar tidak terlambat dalam memantau dan merespon perkembangan bisnis dan lingkungan,lalu menyesuaikannya dengan target organisasi, sehingga organisasi dapat tetap bertahan dan bersaing.

 

 

 

 

Jumat, 25 Oktober 2024

ASEAN TREASURY FORUM 2024

 

Sejarah telah terukir bahwa Bali menjadi lokasi atas ATF, sebagian dari upaya memperkuat Kerjasama di bidang pebendaharaan dan keuangan public di regional Asia Tenggara, delegasi dari 10 negara ASEAN menghadiri peresmian forum kerja sama perbendaharaan di regional Asia Tenggara tersebut.

Pada hari pertama, tanggal 3 Oktober 2024, para pemimpin institusi treasury ASEAN mengikuti kegiatan rapat intensif untuk merusmuskan rencana kerja strategis ATF 2026 -2030. Sedangkan delegasi ASEAN lainnya mengikuti Technical-Level Discussion untuk saling bertukar pikiran, mengidentifikasi keunggulan dan kekurangan praktik perbendaharaan pada masing-masing negara sebagai dasar penentuan focus kerja sama yang akan dibangun dalam ATF ke depan.

Selain delegasi ASEAN, terdapat juga 8 orang expert facilitators dari tiga Lembaga keuangan internasional (Word Bank, Asian Development Bank/ADB, dan ASEAN+3 Macroeconomic Research Office/AMRO) yang turut terlibat dalam sesi diskusi untuk memberikan perspektif international best practices  guna memperkaya wawasan dan meningkatkan kapasitas pengelolaan perbendaharaan di negara-negara ASEAN.

Dalam penyelenggaraan ASEAN Treasury Forum 2024 juga berlangsung sesi Plenary Meeting pada tanggal 4 Oktober 2024. Salah satu poin kesepakatan penting yang berhasil dicapai dalam pertemuan tersebut adalah pembentukan empat working group dengan area focus :

1.    Public Expenditure Management (PEM), yang akan dipimpin bersama antara Indonesia dan Filipina.

2.    Government Cash Management (CM),  yang akan dipimpin bersama antara Indonesia dan Filipina.

3.    Government Accounting and Reproting, yang akan dipimpin oleh Malaysia.

4.    Digitalization of Public Financial Management (RPF), yang akan dipimpin oleh Singapura.

Seluruh delegasi ASEAN juga menyatakan dukungan atas rencana strategis ATF 2026-2030 yang telah disusun oleh Indonesia dengan focus diskusi yang meliputi antara laing : 

·  Implementasi Treasury Single Single Account (TSA), Accrual-Based Accounting, dan konsolidasi laporan keuangan pemerintah menggunakan Government Financial Statistics (GFS).

·        Pengembangan instrument pembiayaan alternatif seperti Islamic Financial (sukuk)

· Modernisasi pengelolaan perbendaharaan melalui digitalisasi dan      penerapan FinancialManagement Information System (FMIS).

   .

Proses pembentukan keempat working group tersebut berikut dengn finalisasi rencana strategis ATF 2026-2030 akan dilaporkan dalam Forum ATF 2026-2030 akan dilaporkan dalam Forum Pertemuan Menteri Keuangan si-ASEAN di Malaysia pada bulan April 2025

Treasury menjadi hal yang sangat penting bagi negara ASEAN dalam pengelolan Keuangan Negara secara modern dan ter-digitalisasi sebagai bentuk siap bertandingnya ASEAN pada kancah dunia Global.

 seumber : Kemenkeu.

 

Kamis, 24 Oktober 2024

LITERASI DIGITAL

 



Literasi Digital adalah kemampuan untuk mencari, mengevaluasi, menggunakan dan berkomunikasi menggunakan informasi yang tersedia melalui teknologi digital. (UNESCO, 2021)

Kemampuan akses pada inforamsi yang penting dalam pengambilan keputusan sehari-hari. (european commission) (2020) Digital Education Action Plan 2021-2027.

Mempelajari cara melindungi informasi pribadi, dan memahami risiko yang terkait dengan penggunaan teknologi. National Cyber Security Center (NCSC) (2021). Cyber Security Tips for Staying Safe Onling.

Menggunakan perangkat digital untuk menciptakan konten baru, meningkatkan kreativitas, ekspresi diri. Nussbaun-Beach, S. & Hall, L (2012) Teaching in the Digital Age, How Educators Use Technology for Foster Student Engangement.

Membantu individu untuk beradaptasi dan relevan dengan perubahan yang cepat.  Facer, K (2011).Learning Futures: Education, Technology and SOcial Change.

Mendukung pembelajaran berkelanjutan untuk memperluas pengetahuan dan ketrampilan.
UNESCO Institute for Lifelong Learning. (2013) Lifelong Learning and Digital Literacy.

Meningkatkan kerja sama secara lebih efektif dalam proyek tim menggunakan alat kolaborasi digital. Panach,J(2013) Collaborative Learning in Digital Education.

Memberdayakan paratisipasi dan keterlibatan interaksi online, berbagi ide, dan terlibat dalam diskusi sosial yang konstruktif. Pew Research Center. (2019). The Future of Free Speech, Trolls and Thin Lines.

Memanfaatkan platform online untuk memahami pasar digital dan mempromosikan produk layanan. Zewil, A (2017). The Role of Digital Literacy in Entepreneruship.

Psikologi Digital
Interaksi antara individu dan teknologi digital, serta dampak psikologis yang dihasilkan dari penggunaan perangkat digital, media sosial, platform online ( Joinson, 2008;2008 Kuss & Griffiths, 2012, Riva & Galimberti, 2016).
  • Penggunaan teknologi dan berinteraksi dengan konten digital = keterampilan, kecenderungan perilaku, dan pengaruh faktor psikologis terhadap penggunaan.
  • Dampak penggunaan teknologi dan media sosial = kesehatan mental, kecemasan, depresi, dan stres.
  • Pembentukan dan pengelolaan informasi di dunia digital = identitas dan persepsi sosial.
  • Interaksi di media sosial dan platform digital = hubungan relasi, pembentukan opini publik, dan dinamika kelompok.
  • Penggunaan bahasa, simbol, dan emoji = kejelasan komunikasi dan interpretasi pesan.
  • Penggunaan berlebihan pada perangkat digital = gangguan psikologis dan kerusakan fisik
  • Informasi yang disajikan = mempengaruhi opini, sikap, dan keputusan individu.
  • Media digital yang digunakan = pendidikan, motivasi belajar, keterlibatan, dan efektivitas pengajaran.
  • Tanggung jawab etis dalam pengembangan tehnologi = Etika digital, isu privasi dan keamanan data.
  • Akses informasi yang cepat = mencari jawaban dengan cepat=pemecahan masalah yang cepat=mempengaruhi cara berfikir kritis-mempengaruhi kekuatan/detail=menjadi kurang sabar terhadap proses.
  • Kecenderungan multitasking=perpindahan tugas dengan cepat=penyelesaian yang cepat=mempengaruhi kemampuan fokus dan konsentrasi=mempengaruhi berfikir mendalam=pola pikir pada tugas singkat dan cepat=menjadi mudah lupa.
  • Kekayaan informasi=paparan terhadap berbagai pandangan=memperluas wawasan=membentuk pola pikir yang lebih terbuka=mempengaruhi prisip=mempengaruhi pemikiran=individu yang sering berubah-ubah.
  • Konten yang sesuai dengan preferensi pengguna=menciptakan "ruang gema"=terpapar pada informasi dan pandangan yang sejalan dengan keyakinan=pola pikir yang lebih sempit atau bias.
  • Kemudahan interaksi=cepat membentuk hubungan=kolaboraasi dan dukungan sosial berkembang=kehidupan perasaan tidak terserah=menurunnya keterampilan komunikasi tatap muka=etika sosial dan adab tidak tergali=risiko penurunan empati=mempengaruhi sikap hormat.
  • Konsumsi konten berbasis visual=video singkat (reels)=terbiasa pada informasi yang mudah dicerna=pola pikir cepat teralihkan=brain scramble=mengurangi perhatian terhadap detail=kurang gigih=cepat puas.
  • Terus berubahnya teknologi digital=mendorong untuk beradaptasi=selalu belajar=pola pikir inovatif=mencari solusi kreatif=kecemasan=beban kognitif=ketidakpastian.
  • Adanya pemenuhan kebutuhan=konten yang menjawab kebutuhan=output based expectation=kecepatan respon=kesadaran teralihkan=membagikan informasi=keamanan data terancam.
  • Mudahnya percakapan=perlunya teman bicara=berbagai perasaan=berbagi informasi=kesadaran teralihkan=saling membuka informasi=terbukanya ruang privacy=message convergent=informasi menjadi konsumsi publik=konflik relasi.
  • Mengamati percakapan group online=mendapatkan banyak informasi=mengetahui kondisi situasi=diam dan tidak memberi respon=lurkers behavior=kebutuhan diterima=berbagi informasi=foreward kepada group lain=kegaduhan.
Rumus 90-9-1

90 %  Lurkers
9  %   Commenters
1  %   Creator
 
Maka perlu adanya Digital balance

Mental Health (balance)
- Tidak ada kecemasan
- Tidak ada intimidasi
- Tidak ada stres
- Tidak perlu kecanduan
- Tidak perlu FOMO
- Tidak ada persepsi negatif

Physical Health (balance)
- Tidak ada ketegangan otot
- Tidak ada gangguan tidur
- Tidak ada masalah penglihatan
- Tidak ada lupa dan mudah lupa
- Tidak ada makan buruk
- Tidak ada masalah pencernaan
- Tidak ada postur bungkuk

Communication (Boundaries)
- ada kawan berbagi komunikasi
- ada cara untuk mendukung orang lain
- ada cara untuk saling mengingatkan
- ada usaha untuk merespon percakapan
- ada diskusi yang konstruktif

Relationshipe (belonging)
- ada kebebasan berekspresi
-ada privasi orang lain
- ada perasaan dan empati orang lain
- ada hak cipta
- ada kepemilikan intelektual

Digital Citizenship (belonging)
- ada strategi untuk melindungi diri dari ancaman online, penipuan, pencurian identitas.
- ada cara untuk mengevaluasi informasi
- ada kontrol untuk mensikapi berita palsu, dan sumber yang tak terpercaya.