Kamis, 18 Agustus 2016

AGUSTUSAN YUK.

      Teringat pada masa kecil dahulu, ketika menjelang hari ulang tahun Kemerdekaan Republik Indonesia berbagai macam acara kan segera dilakukan.
Bahkan dari bulan Juni pun sudah mulai dirancang beberapa kegiatan pendahuluan sebelum hari 17 Agustus, sepertinya menjadi kebanggaan sendiri ketika kita menjadi juara perlombaan pada acara Agustusan, tidak hanya itu saja ada kewajiban setiap sekolah dari SD sampai SMA di kampung saya untuk mengikuti karnaval, jalan kaki puter kota dengan penampilan seperti orang dewasa, ada yang jadi pejuang pakai topi bawa bambu runcin, ada yang jadi tentara, ada yang jadi orang belanda malah ada yang jadi noni noninya, pokoknya rame deh.
Nah kalau penulis sendiri hanya jadi nelayan, waktu itu SMP tahun 1983 an, jaman dulu hanya orang-orang yang mampu dan kaya memiliki kamera, jadi tidak ada fotonya waktu jadi nelayan bawa jaring berat juga muter-muter kota Cilacap, sungguh berkesan waktu itu dalam setiap perayaan Kemerdekaan RI.

       Itu adalah acara wajib diikuti oleh pelajar di waktu perayaan Kemerdekaan, yang menarik adalah pada setiap kampung diadakan perlombaan baik anak-anak, dewasa ataupun orang tua turut memeriahkan acara agustusan, tidak memandang suku ras dan agama kita bersatu, kebetulan di Tambakreja penulis juga bergaul dengan teman teman suku Tionghoa dan sampai sekarang masih menjalin komuninasi, dengan mereka.
     Artinya tujuh belasan ini merupakan era penyatuan kembali persatuan dan kesatuan Bangsa walau ujudnya lain berupa perlombaan dan karnaval. Intinya adalah persatuan dijaga, antar anak bangsa, antar tetangga sebab untuk Merdeka 100% dari penjajah waktu itu sungguh sangat berat dijajah selama 350 tahun, baru bisa Merdeka 100 % di 17 Agustus 1945, atau bertepatan 8 Ramadhan tahun berapa hijriah itu ya....
        Hari ini bagaimanakah mengisi agustusan ditempat tempat kita? paling paling hanya duduk manis sambil pegang HP kirim meme kesana kemari, broadcash macam macam lah, sepertinya ada yang hilang ruh dari meresapi arti sebuah perjuangan untuk mencapai tingkatan merdeka 100% !! Apakah anda setuju?
          Sedangkan kewajiban untuk melaksanakan detik-detik Proklasmasi juga sudah tidak ada gaunya lagi di tingkat desa atau kelurahan atau RT RW, bahkan mengheningkan cipta di pukul 10.00, saat pengibaran Bendera Merah Putih di setiap 17 Agustus mungkin lupa untuk dilaksanakan dengan alasan kesibukan, padahal hari libur nasional, kewajiban untuk mengikuti upacara 17 Agustuspun juga tidak seketat di era 80-an. Bahkan di hari libur banyak  bertamasya ke tempat-tempat wisata bersama keluarga, yah berbagai macam alasan lah, ini itu dan lain lain.
           Hal ini menjadi penting untuk dicermati bersama jangan sampai lupa akan kewajiban warga negara untuk selalu mengenang para pahlawan sekaligus mempertahankan KEMERDEKAAN INDONESIA atas perjuang darah  para Pahlawan  untuk Merdeka 100 %.
           Jikalau ada yang iseng misalkan 17 Agustus 2016 ini melakukan survey kecil-kecilan disodorkan ke pada para pemuda dan masyarakat umum terkait Bela Negara, apakah 100 % mau membela NKRI? berapa persenkah kesigapan warga akan bela negara ? maka jangan sampai hal ini menjadi luntur diera globalisasi di era serba digital, di era sosmed serbuan peperangan via digital sangat gencar sehingga usaha-usaha sistematis melalui sosmed untuk mematikan ruh bela negara menjadi luntur, hanya karena kita anda dan saya tidak peduli lagi terhadap Makna Kemerdekaan Hakiki.
        



          Mari kita bangun negara ini agar tidak tercabik-cabik secara sistemis dan manjadi milik orang lain dengan cara mengenalkan kembali pada anak-anak kita untuk menjadi tau apa itu Merdeka 100% dan dengan apa kita mempertahankannya, walau hanya sekedar mengadakan perlombaan makan kerupuk antar anak di sekitar wilayah kita. 

Merdeka 71 Tahun 100%... 

Wallahu Alam

18 Agustus 1992
18 Agustus 2016


Tidak ada komentar:

Posting Komentar