Rabu, 18 September 2013

Termometer cinta

Sepertinya menjadi aneh apa hubungan antara cinta dan termometer, ini bukan lagi mengikuti tren baru penyataan kata dengan kata yg lain agar lebih keren,  terkesan modern bahkan bukan modernnya yg didapat tapi kekurang fahaman si pembuat pernyataan dalam penyatuan kosa kata tersebut akhirnya menjadi rancu, ya labil ekonomi begitulah he he.    
       Sesunghuhnya ini adalah suatu alat ukur untuk mengatahui kondisi suhu tubuh seseorang ketika demam tak kunjung reda, maka termometerlah alat yang tepat, tapi sebuah alat ukur ini jika disambungkan dalam gabungan kata akan menimbulkan arti tersendiri dalam pemaknaan yang lebih baik atau malah rancu gak jelas,  anehnya justru yang rancu menjadi terkenak seperti saat ini. Saya bukan guru bahasa Indonesia, jadi mari kita tilik kembali termometer cinta sebuah penggabungan dua kata untuk melihat mengukur seberapa besarnya cinta, seberapa dalamnya cinta atau bahkan seberapa luasnya cinta.
       Berbicara cinta, keris empu gandring dalam cerita lokal kerajaan jawa dahulu, bisa membunuh pembuatnya Empu Gandring dia sendiri, bisa membunuh lawannya, dan akhirnya membunuh si pemilik keris tersebut yaitu Ken Arok lantaran cintanya pada Ken Dedes, sehingga cinta itu ternyata membutakan yang jelas-jelas nyata dan membuat nyata yang jelas-jelas buta, oleh karenanya termometer cinta itu adalah untuk mengukur berapa derajat cinta seseorang pada sesuatu, tidak hanya cinta pada lawan jenis saja.
      Bagaimana tidak, cinta ini meraung kencang ketika berhubungan dengan hak pribadi seseorang, tetepi cinta ini drajat celciusnya menjadi kecil manakala tidak terkait dengan kepentingan pribadinya.
     Pada suatu kesempatan ketika Rasulullah Muhammad SAW mencanangkan hijrah ke Madinah,  maka Rasul bersabda " innamal amalu binniyat..." ada kaedah cinta yang memamg terjadi terjadi dalam prosesi hijrah ini, siapa yang hijrahnya kerena cinta Allah dan Rasul maka dapatlah Allah dan Rasulnya, ternyata ada seorang pemuda yang hijrahnya karena kecintaan pada seorang wanita maka dapatlah wanita itu.
      Disinilah termometer cinta berlaku ukuran derajat celsius cinta kepada Allah adalah yang tertinggi, baru Rasul dan kemudian orang2 beriman. Maka kemudian ketika cinta terukur dengan celcius yg rendah berarti telah mulai dingin diumur yanh semakin senja, maka yang harus segera dievaluasi adalah diri kita dan yg harus segera direvisi adalah termometernya, fisik seseorang pasti trus berubah dari waktu kewaktu, sehingga agar termometer itu tetap memancarkan cinta dengan derajat celcius tinggi, bersepakatlah bahwa termoternya segera diganti dg termometer seumuran dg fisik kita, yang sering terjadi dan menggejala di kehidupan hedonis adalah mengganti termometer yg masih baru, padahal fisik sudah tak sanggup lagi.
      Sepertinya akan menjadi hambar bahwa cinta berbalut termometer itu hanya sebatas ukuran celcius saja.
      Sebuah cinta akan menjadi langgeng sampai kemudian hari adalah diperlukan kesepakatan, kapan kita akan mengganti termometer yang seumuran dengan kita dan pasangan, karena cinta bukan sekedar ucapan tapi cinta bisa terukur, sehingga cnta hakiki adalah milik Illahi Rabbi. Wallahu alam

2 komentar: