Jumat, 29 Juni 2012

SYUKURI APA YANG ADA

         Terkadang kita berfikir bahwa, dunia ini adalah milik kita, bahkan sampai memfonis bahwa diri kitalah yang akan bisa mengusai isi dari dunia tersebut, Kalaulah memang kita sudah menyatakan bahwa kitalah yang akan menguasai dunia, tanpa pemperhatikan kaedah-kaedah normal seorang manusia untuk bisa menyantuni dunia dengan arif, tentu memang menjadi hambar kalau kemudian prosesi pengusaan dunia tanpa dibarengi dengan bagaimana selanjutnya kita mengelolanya. Kadar kemampuan setiap orang sangat berbeda-beda ada yang memiliki kecerdasan yang luar biasa dan akhirnya putus sekolah seperti Einstein tapi dibalik kecerdasan itu dia bisa melejit menciptakan segala temuan-temuan dan ahli dalam bidang fisika. Ada juga manusia yang sejak lair biasa-biasa saja tapi kemudian menjelang hayatnya dia menjadi berkualitas, berharga bagi dunia, manusia seperti ini banyak hanya tidak dimasukan dalam buku sejarah, artinya bahwa ternyata nasib dan hasil akhir seorang tidak ada yang bisa menebak. 
          Karena ketidak tahuan manusia akan hasil akhir dan akan menjadi apa diakhir nanti maka wajar kalau kemudian ada aturan dari sang Maha Tahu tentang kewajiban untuk menyembah-Nya, menaati-Nya, dan mematuhi-Nya tanpa tawar menawar. Oleh karena ada yang Maha Tahu segalanya, maka sebuah perhelatan besar dalam tataran kehidupan manusia semua ada ditangan-Nya, walhasil pertemuan di manapun adalah hasil dari scenario sang Khaliq.
        Maka pertemuan dalam kaedah untuk memperbaiki, atau melihat hidup itu lebih berguna menjadi penting dan menjadi hal yang perlu untuk sekedar menjadi penyedap ketika hidup ini sudah mulai hambar, maka skenario pun dibuat dengan bantuan institusi resmi untuk mempertemukan berbagai eleman bangsa, elemen penjaga NKRI dalam satu wadah di Jawa yaitu Kota Magelang, tapi bukan di RSJ Magelang, ini terlontar ketika di tanya ngapain di Magelang? Apa di RSJ? Wah iya lah tempat penyatuan jiwa-jiwa yang rindu untuk kebaikan bangsa, cieeee. Ini bukan pertemuan elit politik, dari berbagai penjuru Indonesia untuk dukung mendukung calon presiden 2014, atau pertemuan para kader partai untuk konsolidasi karena kadernya banyak tersangkut korupsi, atau pertemuan bandar judi untuk bertaruh di RI 3, ya ini adalah pertemuan klan Waluyo, lho koq bisa?.
          Coba baru bertemu sudah kenalan, ada Agus Waluyo, ada Adi Waluyo, ada Rahman Waluyo, Ada Sutrisno Waluyo, Selamet Waluyo, Rahmat Waluyo, Trianto Waluyo, tapi jangan coba-coba Abdul Waluyo ini yang bisa kuwalat karena artinya menjadi Hambanya Waluyo nauzubillahi minzalik, apalagi nulis Bibit Waluyo wah bisa-bisa dipanggil Gubernur Jateng. Maka munculah angka 154 yang kemudan diutak atik sama penyelenggara kira-kira begini 1 adalah menandakan tentang suatu kekuatan yang tidak pernah terkalahakan manungal utuh memiliki hasrat yang cukup kuat untuk sesuatu, 5 (lima) bagaikan Pancasila saling melengkapi menutupi, melindugi, mengayomi, meneledani, menyejukkan, mempersatukan, kemudian 4 (empat) ketupat lho? Artinya sebuah perlambang dalam terminologi jawa adalah sedulur papat lima pancer untuk mencapai kasempurnaneng urip, jalure sedulure papat, lima pancer syahadat ditambah rukun untuk membangun sebuah peradaban baru melalui kaedah keyakinan yang hakiki, (wah ini mah karangan sendiri, soale pas di BBM nang group ora nana sing kemutan, ya wis tek karang dhewek) sing penting ora nyalahi aturan team.
          Maka kemudian unsur yang asalnya dari Entikong sampai Papua ini bersepakat disebuah bukit kaki Merbabu menjadi MERAIH SINERGI, apaan tuh, hanya orang-orang tertentu yang menggunakan otak kanan sajalah yang bisa mencernanya kata Rizquna Waluyo.
MERAIH yang diusulkan oleh Ignatius “Bedjo” Waluyo dengan sebuah makna bahwa untuk mencapai sebuah keberhasilan memerlukan usaha yang sugung –sungguh dengan raihan yang cukup besar. (tolong dikoreksi Bro) dengan yel-yel sebagai berikut : Lali yel nya euy.
SINERGI ya tentu saja menyatukan komponen yang ada dari segala penjuru untuk sebuah tujuan tertentu dengan kemampuan dan kebersamaan (kira2 bigitulah), dengan yelnya : jika dipanggil SINERGI jawabnya yes, yes, yes, sesuatu gitu lohhh. Sehingga ketika dipanggil 154, jawabnya MERAIH SINERGI. Perseteruan Tim Meraih dan Tim Sinergi ini terus berlanjut sampai akhir penutupan, jika permaian mengandung air, pasti yang menang Tim MERAIH, jika permainan kaitan dengan berfikir menggunakan otak yang menang Tim SINERGI, nah ternyata terbukti juga pada saat penilaian akhir peringkat 1 samapai 10 yang menang adalah Tim SINERGI (Karena menggunakan Otak), dan yang cukup menakutkan bahwa di tim SINERGI ada BANDUNG BONDOWOSO-nya.
       Mengerjakan KKP (Kertas Kerja Perorangan) dalam waktu satu malam bada Isa sampai menjelang subuh selesai, untung tidak ada ayam berkokok, yang ada adalah ketindesan sampai ngelindur... hii hiii menakutkan, saking saktinya kali ya, lawannya tak tanggung-tanggung tinggi besar hitam (ha ha ha___> boong.
        Walau warna kita berbeda, dari berbagai kalangan dengan karakter berbeda maka intinya adalah kita sedang dibentuk untuk saling berkolaborasi sehingga memperkuat rasa KeBHINEKA TUNGGAL IKAan yang sudah semakin luntur dikalangan para pemimpin bangsa saat ini, sehingga akan bisa memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dan  bekerjalah dalam Ke BHINEKAan untuk kemajuan bangsa.
         Syukuri apa yang ada hidup adalah anugrah, tetap jalani hidup ini, dst (d'masiv), sebagai akhir dari pertemuan 40 hari di Magelang dilantunkan lagu tersebut, harapannya walau di Papua, walau di Entikong, walau di Tarakan, walau di Batam, walau di Sampit, walau di Palangkaraya yang panas, walau di ujung Indonesiapun, itu adalah anugrah, jangan menyerah, terus berjuang kawan, semoga sukses, sampai bertemu kembali di PIM III. Amin.


2 komentar: